Selimut Bergaris Hitam dan Putih

Dalam waktu enam hari jagad raya tercipta, keindahan dan beragam keunikannya semakin menunjukkan kekuasaan-Nya. Dalam balutan rahasia dan pengetahuan-Nya manusia menghuni bumi dan menjabat sebagi kholifah. Jabatan yang tak mampu dipikul semua makhluk ini, merupakan amanah besar yang mesti dijalankan dengan penuh kesungguhan.
Dialog indahNya dengan para makhluk suci di awal kejadian, membuat para makhluk suci lantang bersuara “kenapa Engkau jadikan makhluk yang akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah (di bumi), padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan kami juga senantiasa mensucikan diri kepadaMu?” Tapi kerahasiaan dan pengetahuan-Nya itu, lagi-lagi membungkam mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu, kucuran keringat manusia tidak semuanya bermuara pada penghambaan kepada sang kholik. Semesta ini semakin kering kerontang sebab keingkaran. panas, pengap dan sesak oleh aroma kebejatan. Kedholiman demi kedholiman bermunculan kepermukaan.
Di pojok bumi anak-anak kecil menagih haknya untuk bisa memahami ayat-ayat suci-Nya, di kaki langit anak-anak kecil mengiba untuk bisa mencium baunya surga, dan dalam rumah indahnya anak- anak kecil meronta sebab orang tuanya jauh dari petunjukNya.
Para suami terbuai kemolekan pasangan selingkuhnya, sang istri bermurung durja sebab tak lagi merasakan belaian dan cumbuan lelaki simpanannya, para kakek menggoyang cucunya di pojok kamar, sedangkan sang nenek tak malu memperlihatkan paha dan  betisnya di teras rumah.
Pikiran pemuda terisi botol-botol berbau sengak, pikirannya terisi butiran-butiran tablet yang membantunya terbang melayang meski tetap berpijak, celupan demi celupan senjata kejantanannya menambah suasana kecerian di ruang remang-remang. Para pemuda begitu asyik memboyong kepribadiannya ke barat hingga kebarat-baratan.
Hanya sebagian kecil insan yang masih mau membasahi sajadahnya dengan airmata keinsyafan, hanya segelintir orang yang mau menghiasi malam-malamnya dengan munajah penuh penghayatan, hanya sedikit sekali manusia yang menebar perdamaian kepada sesama, hanya sedikit sekali diantara kita yang tetap berpijak pada keagungan ayat-ayatNya, dan hanya dengan hitungan jari kita dapati manusia  yang tidak merasa jemu menapaki jalan lurusnya.
Yang sedikit itulah yang termasuk hamba-hambanya yang beruntung, yang sedikit itulah yang akan mendapatkan nikmat yang tak terhitung, yang sedikit itulah yang mendapat tempat bernaung ketika matahari tak jauh dari ubun-ubun, dan yang sedikit itulah yang memancarkan pesona keilahian, sehingga kita bisa tertarik dalam pusaran gelombang pertaubatan.
Jangan ragu tuk memulai menikmati hari dengan cumbuan-cumbuan hangat-Nya, jangan bimbang, sebab ia mau mendekap siapa saja yang merindukan kasih sayang-Nya. Jangan diam…!!! segeralah beranjak tuk menjemput keagungan cintaNya,  karena cintaNya itu akan terus mewangi dan memberikan keindahan padamu, dia, kalian, mereka, dan pada kita semua yang menautkan hati pada-Nya.

0 comments:

Posting Komentar