KETIKA BENDERA SETAN DIKIBARKAN

Jika para pakar telah menghianati kepakarannya,
jika ulama telah menJual murah ayat-ayat sucinya,
jika ilmuwan telah mengesampingkan nilai-nilai obyektifnya,
yang kesemuanya dikorbankan dmi kerakusan pada materi dan harta,
maka kebun kehidupan tidak lagi berisi pohon rindang dan buah segar,
tetapi berubah menjadi kebun berduri penuh racun.

Rasulullah pernah membuat metafora tentang kehidupan ini sebagai sebauah kebun “Addn-ya bustan tazayyanat bikhomsati asya’ (dunia ini ibarat kebun yang dihiasi dengan limahal).
Kebun adalah tempat produksi. Disana setiap tanaman berpeluang untuk mengembanggkan diri dan berbuah. Kebun kehidupan menurut Nabi akan menjadi indah dan menyejukkan jika di dalamnya ada lima unsur yang merupakan sumber pemancar keindahan ke dalam kebun kehidupan itu.
Pertama : Ilmu Ulama (ilmunya para ahli, para ulama dan cerdik-cendekia). Kualitas sumber daya manusia sangat penting, potensi alam hanya akan bermanfaat jika berada di tangan SDM yang berkualitas.
Tanah subur, hutan lebat, lautan penuh kekayaan dan tambang yang melimaph hanya bsa berfaedah secara optimal setelah bersentuhan dengan ilmu dan teknologi.
Jika karunia Tuhan yang sangat murah berupa potensi alam yang besar itu tidak tersentuh dengan ilmu dan teknologi, karunia itu tidak berubah menajadi rahmat dan hanya sebagai potensi.
Itulah sebabnya Nabi menyatakan ilmuya para ulama’, para ahli dan para cerdik-cendikia dapat membuat kebun kehidupan menjadi indah.
Kedua: Adlil umara (sikap adil para penguasa) tindakan penguasa yang adil punya dampak sangat besar terhadap ketentraman masyarakat. Jika penguasa kehilangan sikap adilnya, maka rakyat dari waktu ke waktu akan menderita.
Rasa tenteram yang bersumber dari sikap penguasa yang adil tidak bisa diganti dengan apa pun. Tidak dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, tidak juga dengan meningkatnya pendapatan perkapita. Rasa keadilan itu tidak dapat dibeli dan tidak dapat diganti dengan materi.
Ketiga : Ibadatil ubbad (ketekunan orang-orang yang beribadah). Kehidupan akan terpancar indah ketika kita saksikan rumah-rumah ibadah dipadati orang dari bebagai umur, tua, muda dan anak-anak.
Bukan Cuma orang-orang tua yang sudah uzur, apalagi tempat ibadah yang kosong melompong. Jika kegiantan dirumah ibadah tampak semarak oleh tekunnya orang yang ibadah, maka kebun kehidupan akan terasa segar.
Keempat : Amanatit tujjar (kejujuran para pedagang dan penguasa) ketika para pedagang dan penguasa kita bersikap jujur, tidak memalsukan kualitas, tidak mengurangi timbangan dan takaran, tidak mengingkari garansi yang diberikan, maka alangkah tentram para konsumen. Kebun kehidupan yang indah salah satunya terpancar dari pedagang yang jujur ini.
Kelima:Nasihatil mubtarifin (para pekerja dan karyawan yang disiplin). Masyarakat akan lebih lega jika dilayani para petugas yang disiplin., para atasan puas memiliki staf yang disiplin.
Penguasa dan produsen tenang mempunyai keryawan yang disipin. Para pererja memiliki motivasi yang baik. Mereka disiplin bukan hanya ketika ada atasan tetapi setiap waktu. Mereka bukan seperti yang diibaratkan pepatah: “tikus-tikus berpesta ketika kucing tiada.”
Jika kita ingin dalam masyarakat ini kehidupan berjalan indah, lima unsur yang dinyatakan nabi itu harus duwujudkan. Mulailah dari diri kita sesuai dengan posisi kita.
Apakah kita seorang ilmuawan, penguasa, pengusaha, buruh, karyawan dan lainnya, kita berperilaku seperti yang ditunjukkan Nabi di atas.
Tetapi sabda nabi itu belum selesai. Marilah kita perhatikan peringatan Nabi dalam tamsil berikutnya:
“maka datanglah iblis dengan membawa lima bendera. Masing-msing bendera ia tancapkan di sisi lima unsur sumber keindahan tadi,” kata Nabi.
Pertama: datanglah iblis membawa bendera dengki (hasut) dan ia tancapkan disisi para ulama’, pakar dan cerdik pandai.
Kedua: iblis membawa bendera kedzaliman lalu ia tancapkan di sisi keadilan para penguasa.
Ketiga: dia datang dengan membawa bendera ria’ (pambrih) lalu dikibarkan di sisi ketkunan orang-orang yang beribadah.
Keempat: iblis datang dengan membawa bendera khianat,lalu ditancapkan di sisi kejujuran para pedangan dan pengusaha.
Keliama: iblis datang dengan membawa bendera ingkar lalu dikibarkan di sisi ketekunan dan kedisiplinan para karyawan.
Lima bendera kejahatan yang dikibarkan iblis akan berusaha mengalahkan lima keutamaan yang memancarkan keindahan di kebun kehiduapan kita.
Lima sifat yang rendah itu mengintai untuk menghancurkan lima sifat mulia.jia bendera kejahatan berkibar, maka kebun menjadi gundul dan gersang.
Jika para pakar telah menghianati kepakarannya, jika ulama’ telah menjual murah ayat-ayat sucinya, jika ilmuan telah mengesapingkian nilai-nilai obyektifnya, yang kesemuanya dikorbankan demi kerakusan pada materi dan harta,maka kebun kehidupan tidak lagi berisi pohon rindang dan buah segar, tetapi berubah menjadi kebun berduri penuh racun.
Demikian juga ketika penguasa telah kehilangan sikap adilnya. Ketika kekuasaan di tagannya dipergunakan sesuai selera sendiri, bukan sesuai aturan.
Bila penegak hukum telah membunuh suara htri nuraniya sehingga hilang kepekaan terhadap rasa keadilan, maka kehidupan bermasyarakat kita tidak akan menikmati hari-hari yang manis, melainkan kekerasan demi kekerasan, saling peras memeras baik dengan cara halus meupun terang-terangan akan terjadi dimana-mana.
Jika pedagang tidak lagi peduli pada kejujuran, jika penguasah suh saling sikut dan tidak lagi punya etika berusaha, jika majikan hanya mementingkan untung dan mengabaikan nasib pekerja, sementara pekerja juga hanya menuntut haknya tetapi cara kerjanya asal-asalan, produktivitas rendah dan kehilangan disiplin, maka ketegangan demi ketegangan akan terjadi. Dunia usaha akan kehilangan kepercayaan dan para pekerja akan kehilangan mata pencaharian.
Jika orang yang beribadah telah kehilangan keikhlasannya dan berganti dengan pamrih, jika ritual yang sakral telah berubah menjadi sekedar seremonial, jika mereka yang beribadah tidak lagi sepenuh hati, maka sesungguhnya orang-orang ini bukan tengah beribadah melainkan sedang bersama-sama mendustakan agama.
Apakah suasana kehiduapan kita sekarang ini bagaikan kebun indah seperti digambarkan oleh rasulullah, ataukah justru sebaliknya menjadi hutan beluka dengan hukum rimba yang menonjol karena lima bendera iblis telah berkibar gagah?
Kita berharap lima sumber keindahan hidup yang diajarkan oleh Rasullah perlahan-lahan tumbuh segar agar aneka krisis yang kini tengah kita derita bisa segera sirna.

0 comments:

Posting Komentar