MARILAH MENCONTOH ROSULULLAH SAW

Kebesaran sebuah Negara tak akan pernah lepas dari keberhsilan dunia pendidikannya. Bangsa kita adalah Bangsa yang besar karena memiliki banyak kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam tetapi tetap hidup damai, ramah dan sopan. Begitukah?
Dapat kita lihat dengan mata telanjang kerusuhan terjadi dimana-mana hanya karena beda pendapat, beda partai dan beda-beda lainnya yang seharusnya itu bukanlah hal yang patut dijadikan sebab terjadinya sentuhan fisik. Anak-anak mulai malu dengan produk negerinya sendiri, malu dengan agamanya sendiri bahkan perlahan-lahan identitas ke agamaan di hilangkan. Jilbab jadi tidak penting, karena dianggap hanya akan membatasi ruang gerak perempuan. Pergaulan laki-laki dan perempuan tak kenal batas karena dianggap membatasi profesionalitas.
Pendidikan adalah akar utama semua permasalah ini. Pendidikan formal dan nonformal memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk karakter seseorang, banyak sekali kita temukan orang-orang yang pinter dalam ilmu pengetahuan tapi tidak bijak dalam penyelesaian masalah. Seperti di Jepang, angka kematian karena bunuh diri sangat tinggi meskipun Jepang adalah Negara yang notabene mempunyai IPTEK canggih. Mengapa? Karena telah terjadi ketimpangan olah didik. Para guru mentransfer seluruh materi pengetahuan tanpa landasan moral yang kuat. Pendeknya guru hanya mentransfer ilmu bukan nilai. Setelah guru mengajar, ia bebas pergi ke diskotek tanpa beban apa-apa.
Di Indonesiapun banyak ditemukan orang-orang yang ilmunya banyak tapi akhlaknya bejat. Bahkan lebih parah lagi, tak berilmu tapi juga tak bermoral. Siapa yang salah? Tidak penting siapa yang salah.
Solusi agar bangsa ini tidak lebih runyam adalah kembali kepada Allah dan Rosul-Nya. Sebuah metode pendidikan yang menyeluruh telah dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad s.a.w., Ibrahin, Imran dan Luqman. Sebagai individu meraka mencerdaskan diri dengan banyak belajar tentang ilmu pengetahuan dan ketaatan kepada Tuhan sekalian alam. Ibnu Sina seorang dokter ahli yang juga ulama termashur. Memadukan Ilmu dengan nilai-nilai moral menjadikan seseorang lebih mulia di hadapan manusia maupun dihadapan Allah. Insyaallah.
Dari manakah kita mengawalinya?. Institusi Negara yang paling kecil adalah keluarga. Artinya dari keluarga-keluarga inilah terbentuk Negara yang besar. Maka pendidikan yang paling utama adalah didalam keluarga. Setiap kepala keluarga (Ayah) dan kepala rumah tangga (Ibu).,bertanggungjawab atas keberhasilan pendidikan keluarganya yang akan berdampak juga pada bangsa. Rosulullah mencontohkan bahwa rumah adalah tempat untuk menyelesaikan masalah, bukan tempat lain. Istri adalah partner sebagai penguat hati bagi suaminya. Rosulullah tidak memandang istrinya sebelah mata tetapi menjadikan istrinya sebagai power of balance yaitu kekuatan penyeimbang dalam segala urusannya. Segala sesuatu akan diseleseikan dengan istrinya terlebih dahulu sebelum kepada orang lain. Beliau menjadikan sikap, perkataan dan perbuatannya teladan bagi istri dan anak-ananknya juga lingkungannya. Tanpa disuruh seorang anak akan mencontoh perkatan dan perbuatan orang tuanya secara otomatis. Maka, kita sebagai orang tua harus mencontoh model keluaga rosulullah. Jika ingin anak-anak kita berilmu dan berakhlak mulia.
Sedangkan rukjah kedua bagi anak-anak adalah sekolah disamping juga masjid. Dan orang tua kedua adalah guru. Sebuah pepatah mengatakan “ Guru kencing berdiri, murid kecing berlari”. Setiap hal yang dilakukan seorang murid tidak bisa dilepaskan begitu saja dari peran gurunya. Karena guru adalah contoh bagi murid-muridnya. Rosulullah pun telah mecontohkan dalam mendidik disuatu majelis. Rasul selalu berkata tegas tetapi tetap lemah lembut, tidak bersikap tinggi hati arma ilmunya lebih banyak. Memberi kesempatan bertanya pada peserta majelis. Tidak merendahkan orang lain meskipun itu seorang anak-anak. Dan tetap ada humor kecil yang menyegarkan sebagai selingan. Maka seorang guru dituntut untuk sedapat mungkin mendidik siswa-siswanya untuk menjadi manusia yang berilmu , berakhlaq mulia dan mandiri.
Jadi seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu yang harus dikuasai oleh siswa tetapi juga memberikan nilai-nilai moral yang juga harus dilakoni siswa-siswinya. Bahwa ilmu pengetahuan tak pernah lepas dari pentingnya akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rosulullah s.a.w.
Maka marilah kita bertekad bulat untuk menjadikan Rosulullah dan keluarganya menjadi penduan kita. Bukan hanya kata-kata tapi benar-benar kita wujudkan dengan menjalankan sunnah-sunahnya. Menjadikan keluarga dan rumah kita sebagai syurga (Baiti Jannati). Senantiasa membangun kebiasaan baik dari diri sendiri dan keluarga. Beristigomah dalam menegakkan kebenaran kerena Allah mencitai penegak kebenaran.
Wallahu’alam bishowab.

0 comments:

Posting Komentar