Rasullah bersaba : Hak-hak anak terhadap orang tua, atau tanggung jawab Ibu Bapak terhadap anaknya ada tiga yaitu: a. memberi nama yang baik apabila lahir, b. mendidik dengan Al-Qur’an bila telah berakal, c. menikahkannya apabila ia telah dewasa. (HR.Ath Thusi). Bila seorang ibu “Jawa” mengandung maka mulailah diberikan nasihat bermacam-macam. Jangan menyembelih ayam nanti anak yang di kandung akan panjang lehernya. Jangan melihat yang menakutkan, nanti anak itu akan jelek tidak cantik dipandang, dan berbagai anjuran yang lain. Tetapi sebaliknya sang ibu dianjurkan memakan yang enak dan sering pergi ke kebun bunga, harus banyaik ketawa dan gembira supaya anaknya nanti gagah berani dalam perjuangan mengahadapi hidup dan juga banyak lagi anjuran yang lain.
Dalam masalah ini yang membentuk watak anak itu adalah tergantung kepada ayah dan Ibunya, akan diapakan, terserah kepada itu-bapak tadi. Ibarat secarik kertas yang bersih lalu dibentuk untuk ditulis,terserahlah kepada orang yang akan menulis bagaimana ukiran yang akan dibuatnya tapi yang jelas kalau ibu melahirkan akan memberi nama yang baik.
Tujaun orang tua, adalah memberikan pendidikan pada anak dengan sebaik-baiknya, jalan raya bagi meraka untuk melangkah kemasa depan pendidikan yang pertama waktu kecil mereka ialah di TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an), setelah itu baru dia ditingkatkan ke SD, SLTP, SLTA dan keperguruan tinggi. Tapi andaikan tidak ditanamkan rasa simpatik pada Agama sebelum memasuki SD, kapan lagi dia akan tahu dengan Al-Qur’an dan kapan lagi jiwanya akan dibentuk dengan tinta emas yang ada dalam Al-Qur’an. Sebagai anugerah dari Allah SWT, bahawa ilmu itu tidak dapat diberikan sebagai barang jadi, ilmu harus dicari dengan ikhtiar serta untuk diamalkan. Allah membekali manusia dalam hal mencari ilmu dengan berbagai kemampuan dan berbagai cara sesuai dengan kodratnya yang telah diinginkan untuk mengetahui apa saja.
Nabi saw telah mengatakan pada ummatnya dengan ucapan yang indah bahwa orang-orang yang malas yang tidak mempunyai cita-cita dalam menuntut ilmu, tidak berusaha menggapai ilmu serta tidak mengerjakan kesungguhannya dalam menuntut ilmu maka mereka akan mendapat kedudukan orang yang ingkar sunnah, yang tidak menerima sunnah, yang lemah serta tidak berdidri diatas kaidah-kaidah, kritikan yang benar dan kaidah logika yang jelas, untuk menuntut ilmu itu diwajibkan bagi orang Islam baik laki-laki maupun perempuan, baik itu ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum, sebagaimana telah dikatakan dalam hadist Nabi yang diriwayatkan oleh ibnu Abdil Barri yang Artinaya: menuntut ilmu itu diwajibkan bagi orang Islam laki-laki dan permpuan.
Jadi semua orang tidak mungkin lahir langsung pandai, pasti kepandaian itu dibarengi dengan menuntut ilmu, Syair Arab yang artinya; belajarlah kamu karena tak ada seorangpun yang lahir dalam keadaan pandai tanpa punya ilmu, pastilah ia menjadi orang yang bodoh”. Menuntut ilmu itu tdak terbatas, semua diwajibkan baik itu orang yang sudash mempunyai kedudukan seperti Dosen, karyawan, remaja dan anak kecil. Bahkan orang yang sudah tuapun boleh menuntut ilmu, mulai sejak kecil sampai meninggal dunia. Sabda Rasulullah saw yang artinya; Carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur”. Kalau kita mempunyai niat untuk belajar sejak kecil, sejak muda maka apa yang telah dipelajari akan tercapai dan tidak akan terlupakan sebab semua itu sudah tercermin dan melekat dalan akal dan pribadi masing-masing. Syair Arab mengatakan yang artinya: telah mencerminkan kepada pribadiku, kelalaian sesuatu yang aku pelajari masa tua dan aku tidak akan lupa sesuatu yang aku pelajari pada masa muda, maksud dari syair Arab ini bahwa belajar pada masa tua banyak lupa dan lalainya, tetapi kalau belajar di masa kecil atau masa muda akan selalu mudah ditangkap dan mudah dimengerti sebab anak kecil itu ingatannya tajam tak tergoyah dari gangguan apapun. Mereka itu masih bersih dari noda-noda, jadi gampang untuk mnerima materi apapun yang dibutuhkan.
Khususnya bagi orang tua yang mempunyai anak, bertanggung jawab untuk mendidiknya sejak kecil supaya mereka kelak menjadi seorang yang taqwa dan menjadi muslim atau anak yang sholeh dan sholilah. Untuk itu kami sarankan kepada semuanya khususnya bagi yang membaca tulisan ini, mendorong anaknya pergi ke masjid untuk mendapatkan ilmu, terumatama mengaji atau membaca Al-Qur’an yang telah diasuh oleh Ustadz maupun Ustadzah.. Nabi menganjurkan agar anaknya itu dilatih untuk sholat, sebagaimana dalam sabda beliau yang artinya: didiklah untuk sholat anak yang berusia 7 tahun dan pukullah anak yang sudah berusia sepuluh tahun,sedang ia tidak mengerjakannya”.memang pada mulanya Nabi saw mengajurkan, perintah yang bersifat anjuran, kemudian dususul dengan pukulan kalau merka tak mau mengerjakanya, tapi pukulan itu bersifat untuk mendidik.
Kalau kita perhatikan hamper setiap saat seorang itu memberikan pelajaran pada anaknya, ketika anak tersebut masih diayunan dengan cara memberikan permainan, mengajak bicara dan mengajak tertawa. Jadi mencari ilmu itu bukan dari guru saja, orang tuapun juga wajib untuk memberikan pelajaran. Lebih-lebih kita sebagai orang yang beragama dan warga Negara yang sudah lama merdeka, seharusnya kita mampu menyandang hal semacam itu menjadikan anak didik bergairah untuk tugas masa depan mereka dan untuk bekal hidupnya yang telah dicita-citakan. Amin
0 comments:
Posting Komentar