Di sebuah desa Bude Mukiyah pagi itu menggelar dagangannya. Sudah ramai orang pada membeli nasi pecel Bude. Orang-orang senang akan masakan pecel Bude Mukiyah, selain enak rasanya nasi pecelnya dibungkus pakai daun pisang orang menyebutnya pincuk. Memang apabila pakai pincuk beda rasanya dengan kalau memakai piring. Tak salah lagi bila Bude Mukiyah pagi-pagi menyobek-nyobek lembaran daun pisang untuk dibuat pincuk, sedang tangkainya dipungut anak-anak untuk dibuat mainan.
Ada yang dipakai buat kuda-kudaan lengkap dengan pecutnya, maupun
dibuat senjata-senjataan. Her her huss huss toplak-toplak,
pletok-pletok. Langganan pembeli pecel sudah berdatangan untuk sarapan
pagi, ada yang di makan di tempat namun ada juga yang dibawa pulang
untuk sarapan dengan keluarga yang berada di rumah. Ditengah kesibukan
itu tiba-tiba orang dikagetkan dengan teriakan anak-anak yang sedang
bermain.
“Bocah!! Bocah!! Bocah keli. Dik Muk bocah hanyut. Tolong!! Tolong!
Demikian rupanya anak-anak bermain terlalu dekat dipinggiran sungai yang
sedang deras airnya, tanpa sengaja salah seorang terpeleset jatuh di
sungai, maka tak tanggung lagi hanyut terbawa arus derasnya sungai.
Ramailah desa itu dengan kejadian yang cukup menggegerkan. Si bocah
terus dan terus kintir dan kintir. Bagaimana selanjutnya?
Akankah anak itu terus terbawa arus ataukah akan terselamatkan? Kejadian selanjutnya Allah telah menunjukkan kehebatannya.
Sebatang
pohon pisang mengapung mendekati anak tersebut. Dengan sigapnya sang
anak menaiki dan merangkulnya. Atas izin Allah pohon pisang itu menepi
dan anak itu pun selamat sampai ketepian. Alhamdulillah semua orang
berucap syukur kepada Allah. Kemudian orang-orang membawakan minuman dan
makanan berupa jajanan, antara lain pisang goreng dan nagasari yang
juga merupakan dagangan Bude Mukiyah.
Dengan cerita pagi di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota. Kalau
kita telaah lebih dalam dari cerita singkat itu, apa yang dinamakan
“pisang” sangat amat membantu manusia. Dari tangkai, daun, buahnya dapat
menghasilkan uang. Banyak aneka ragam kegunaan dan manfaat pohon pisang
bila manusia pandai-pandai mengelola dengan tangan terampil.
Bahkan pohon pisang yang sudah tercabut dari tanahpun masih banyak
kegunaannya, mulai dari kulit atau pelepahnya pohon pisang bisa
digunakan untuk alat pembuatan tempe, bunga atau ontongnya bisa untuk
sayur termasuk ares (tengahnya pohon pisang), buahnya bisa untuk
jajanan, daunnya bisa untuk membungkus atau membrengkes ikan, bahkan
buahnya yang masih muda dari pohon pisang klutuk yang rasanya sepet bisa
digunakan untuk campuran pembuatan rujak ulek. Tidak enak rasanya jika
rujak ulek tanpa pisang klutuk. Bijinya keras namun bila sudah diulek
membuat nikmat di lidah. Tangkainya daun bisa digunakan untuk mainan
anak-anak, bahkan kulit buahnyapun juga bisa dimanfaatkan untuk makanan
ternak.
Mungkin masih ada lagi manfaat dan kegunaannya. Kalau diteliti lebih
luas pada sebatang pohon pisang seakan seluruhnya sangat bermanfaat dan
tidak ada yang tebuang. Untuk itu kits patut untuk angkat topi
setinggi-tingginya pada ciptaan Allah SWT. yang satu ini. Dan lebih
salut lagi bahwa pohon pisang bila akan mati sudah mempersiapkan sendiri
generasi penerusnya tanpa bantuan siapapun setelah memberikan buahnya.
Kita sebagai manusia yang memiliki kesempurnaan berupa akal yang sehat
hendaknya bisa menjadikan pohon pisang ini sebagai suri tauladan dalam
kehidupan ini. Sehingga kita benar-benar bisa bermanfaat bagi diri kita
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama kita. Amin….
“AKAN
AKU BERIKAN SEGALANYA APA YANG ADA PADA DIRIKU SAMPAI AKHIR HAYATKU DAN
AKU PERSEMBAHKAN SENDIRI TUNAS GENERASI PENERUS HIDUPKU"
0 comments:
Posting Komentar