Kunci (RAHASIA) untuk membuka pintu rezeki

Mengungkap Rahasia Membuka Pintu Rezeki*, Tuhan  telah menyiapkan segala kebutuhan manusia; bahkan semua kebutuhan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk kecuali telah Tuhan sediakan apa yang menjadi keperluan dan kebutuhan hidupnya. Yang diperlukan adalah upaya dan usaha untuk menjemput rezeki tersebut dengan cara yang Dia gariskan. Dalam hal ini Tuhan telah menggariskan sejumlah pintu bagi manusia untuk memperoleh rezeki yang halal dan barokah.

Untuk membuka pintu rezeki anda, “Ada Enam hal yang harus Anda perhatikan,”

RAHASIA PERTAMA
“Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9  bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit  sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.
Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.”

RAHASIA KEDUA
“Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah**”. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa  mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain. Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan. Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

RAHASIA KETIGA
“Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka,
Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.”
“Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).
“Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga?
“Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!”. Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.”

RAHASIA KEEMPAT
“Jangan mempermainkan wanita”. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya,dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.”
“Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. ”
“Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,”

RAHASIA KELIMA
“Menyambung tali silaturahmi”, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rizkinya, atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim”

RAHASIA KEENAM
“Memperbanyak doa kepada Allah”. Doa adalah senjata orang beriman. Manusia adalah makhluk yang terbatas dan Allah yang memiliki kekuasaan Maha Luas. Dengan berdoa, maka itu menunjukkan kelemahan kita untuk meminta pertolongan kepada Allah.


**))Sedekah adalah hajatnya orang-orang mukmin.  Carilah rezeki dengan mengeluarkannya terlebih dahulu melalui sedekah.  Dengan bersedekah, maka rezeki itu akan bertambah.  Ibarat seorang yang hobi memancing, maka apabila orang tersebut ingin mendapatkan ikan sebagai hasil pancingannya, maka orang tersebut  harus menyangkutkan umpan di ujung (mata kail) nya.  Begitu juga dengan rezeki kita.  Maka pancinglah rezeki kita dengan cara bersedekah.  Selain untuk memancing hadirnya rezeki, sedekah juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.  Kita sapa Asmaul HusnaNya melalui sedekah….. Yaa Ghaniy (Yang Maha Kaya), Yaa Mughniy (Yang Maha Memberi Kekayaaan), Yaa Razzaaq (Yang Maha Pemberi Rezeki) -Nya Allah Tuhan kita.  Tidak akan pernah ada seorang dermawan yang menjadi miskin karena rajin men-sadaqahkan rezekinya.  Karena seorang yang dermawan senantiasa didoakan oleh para malaikat.

Rezeki itu memiliki pintu-pintu, dan kunci untuk membuka pintu rezeki tersebut adalah dengan sadaqah.  Semakin banyak sadaqah yang kita keluarkan, maka akan semakin luaslah pintu rezeki yang akan dibukakan oleh Allah Swt untuk kita.  Wallaahu a’lam bishshawab.
By: Ust Arifin Ilham on air El Shinta Radio


*))Pintu rezeki bisa kita buka melalui diri sendiri, keluarga, orang lain dan dalam ber­usaha. Banyak jalan menuju Roma. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa luasnya metode untuk menggapai re­zeki. Rezeki artinya pemberian dari Allah ke­pada makhluk-Nya untuk memenuhi kebutuhannya. Bentuk pemberian ini bisa berupa materi (uang) dan ada yang berupa non-materi, seperti ilmu, sifat-sifat baik, jodoh, berkah, kelapangan hidup dan lain sebagai-nya. Rezeki terbagi dua, yakni halal dan haram. Dikatakan haram, kalau cara memperolehnya haram atau bendanya diharamkan. Jadi, orang yang mencari rezeki dengan cara-cara yang haram otomatis hasilnya menjadi haram.

(Lagi) Keutamaan Sedekah

Salah satu keutamaan ber-Shadaqah, ialah Allah tidak akan mengurangi Rezeki yang kita sedekahkan, malah akan membuka pintu Rezeki kita, dan bahkan Allah akan mengganti dan melipat gandakannya.

Sedekah tidak akan mengurangi Rezeki, seperti Firman Allah surat Saba bahwa Allah akan mengganti sedekah yang kita keluarkan:

"Katakanlah: 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)'. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (Saba 34:39)

Secara logika, mungkin kita akan berfikir bahwa Harta yang kita keluarkan untuk sedekah berarti pengurangan Harta yang ada di tangan kita, namun Rasulullah pernah bersabda bahwa Harta seseorang tidak akan berkurang karena disedekahkan:  "Ada tiga perkara yang Saya bersumpah atasnya dan Saya memberitahukan kepadamu semua akan suatu Hadits, maka peliharalah itu: Tidaklah Harta seseorang itu akan menjadi berkurang sebab disedekahkan, tidaklah seseorang hamba dianiaya dengan suatu penganiayaan dan ia bersabar dalam menderitanya, melainkan Allah menambahkan kemuliaan padanya, juga tidaklah seseorang hamba itu membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan," (H.R. Tirmidzi).

Sedekah juga membuka pintu Rezeki, karena Rasulullah pernah bersabda "Turunkanlah (datangkanlah) Rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah." (HR. Al-Baihaqi)

Dalam salah satu Hadits Qudsi, Allah berfirman: "Hai anak Adam, nafkahkanlah hartamu, niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu." (H.R. Muslim)

Dalam Hadits lain, Rasulullah pernah bersabda:
"Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua Malaikat yang turun, sala satunya berkata: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang ber-Infaq. Sedangkan Malaikat yang lainnya berkata: "Ya Allah berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang menahan Hartanya." (H.R. Bukhari - Muslim)

Bukan saja sedekah membuka pintu Rezeki seseorang, tetapi bahkan bersedekah juga akan melipat-gandakan Rezeki yang ada pada kita.

Rasulullah pernah bersabda: "Barangsiapa bersedekah dengan sesuatu senilai satu buah kurma yang diperolehnya dari hasil kerja yang baik, bukan haram, dan Allah itu tidak akan menerima kecuali yang baik. Maka sesungguhnya Allah akan menerima sedekah orang itu dengan tangan kanannya, sebagai kiasan kekuasaanNya, kemudian memperkembangkan pahala sedekah tersebut untuk orang yang melakukannya, sebagaimana seseorang dari engkau semua memperkembangkan anak kudanya sehingga menjadi seperti gunung - yakni memenuhi lembah gunung karena banyaknya.".

Dalam Surah Al Baqarah ayat 261, Allah berjanji bahwa Allah akan melipat-gandakan sedekah kita :
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." ( Al Baqarah 261)

Allah juga ber-Firman bahwa salah satu ciri dari orang yang ber-Taqwa yang akan masuk Surga adalah orang yang bersedekah diwaktu lapang maupun sempit.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan" (Q.S. Ali Imran 3:133-134).

Rasulullah juga pernah bersabda, "Bentengilah Hartamu dengan Zakat, Obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan ber-Shadaqah,  dan persiapkan Doa untuk menghadapi datangnya Bencana." (H.R. Ath-Thabrani)

Dalam Hal Shadaqah, quality adalah lebih baik daripada quantity. Ber-Sedekah satu dolar bisa jadi lebih baik dari pada ber-Sedekah seratus-ribu dollar. Jika seseorang hanya memiliki dua dollar kemudian disedekahkannya satu dollar maka Sedekah tersebut adalah lebih baik dari pada Sedekah dari seseorang Billioner tetapi hanya mensedekahkan seratus ribu dollar.

Janganlah kita menunggu kaya raya atau hidup berlebih untuk bersedekah, karena hal tersebut adalah bisikan Setan belaka. Terlebih lagi, jangan sampai kita menunggu sampai ruh kita berada di tenggorakan, karena pada saat itu Harta kita sudah dipastikan bukan milik kita lagi tetapi sudah menjadi milik Ahli Waris kita. 


Tujuh Jalan Membuka Pintu Rejeki

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”

1. MENSYUKURI SEGALA NIKMAT
“Dan ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

2. MEMBAYAR ZAKAT (SEDEKAH)
“Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdo’a) : “Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak”, sedangkan yang lain berdo’a: ”Ya Allah, timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran” (Muttafaqun alaih)

3. BEKERJA MENCARI RIZKI DENGAN HATI QONA’AH, TIDAK DIPENUHI AMBISI DAN TIDAK SERAKAH
“Sesungguhnya Allah Yang Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya dengan rizki yang telah Ia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki tersebut untuknya. Dan barangsiapa yang tidak ridha (tidak puas), niscaya rizkinya tidak akan diberkahi” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani)

4. BERTAUBAT DARI SEGALA PERBUATAN DOSA
“Dan (Hud berkata): Hai kaumku, beristighfarlah kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuta dosa” (QS. Hud: 52)

5. MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rizkinya, atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim” (Muttafaqun ‘alaih)

6. MENCARI RIZKI DARI JALAN YANG HALAL
Salah satu yang mempengaruhi keberkahan ini ialah praktek riba. Perbuatan riba termasuk faktor yang dapat menghapus keberkahan.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (Al Baqarah: 276)

7. BEKERJA SAAT WAKTU PAGI.
“Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Keutamaan Sedekah dalam Al Qur’an dan Hadits

Sedekah memiliki berbagai Keutamaan. lebih jelasnya silahkan baca beberapa Keutamaan Sedekah berikut:

1. SEDEKAH DAPAT MENGHAPUSKAN KESALAHAN DAN MEREDAKAN MURKA ALLAH.
Rasulullah Saw bersabda: “Sedekah meredakan kemarahan Allah dan menangkal (mengurangi) kepedihan sakaratul maut.” (dalam buku Fiqh Sunnah karangan Sayyid Sabiq).

2. SEDEKAH MEMBUKA PINTU REZEKI.
Rasulullah Saw bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR Al-Baihaqi). Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: ” Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan n afkah kepadamu. “(HR Muslim).

3. SEDEKAH MELIPATGANDAKAN REZEKI.
Sedekah tidak saja membuka pintu rezeki/ tetapi juga melipatgandakan rezeki yang ada pada kita.
“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah 2:261).

4. SEDEKAH MENJAUHKAN DIRI DARI API NERAKA
Rasulullah Saw bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir
kurma.” ( Mutafaq’alaih).

5. PELAKU SEDEKAH BERADA DALAM NAUNGAN SEDEKAHNYA PADA HARI KIAMAT.
Rasulullah bersabda: “Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya ” (HR Ahmad).

6. AMALAN SEDEKAH ADALAH PENAWAR UNTUK BERBAGAI JENIS PENYAKIT JASMANI
Sebagaimana sabda Nabi:”Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR Ath-Thabrani).

7. AMALAN SEDEKAH ADALAH PENAWAR BERBAGAI JENIS PENYAKIT HATI
Sebagaimana sabda Nabi kepada orang yang mengeluhkan kekerasaan hatinya kepada beliau:”Jika kamu hendak melembutkan hatimu, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.”(HR Ahmad).
Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa sedekah dari seorang Muslim meningkatkan
(hartanya) dimasa kehidupannya, meringankan kepedihan saat mautnya, dan Allah hilangkan
perasaan sombong dan egois dari dirinya. (Fiqhus-Sunnah vol. 3, hal 97).

8. ALLAH MENOLAK BERBAGAI MACAM MUSIBAH DENGAN SEDEKAH.
Sedekah menolak berbagai bentuk musibah bagi siapapun, sekalipun mereka dari
golongan orang zhalim, bahkan kafir sekalipun. Rasulullah Saw bersabda’. “Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4).

9. SEORANG HAMBA BARU BISA SAMPAI PADA HAKIKAT KEBAJIKAN SEJATI MELALUI AMALAN SEDEKAH ,
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. 3:92).

l0. SEORANG YANG BERSEDEKAH DIDOAKAN OLEH MALAIKAT SETIAP HARI.
Nabi Saw bersabda: “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata ‘ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfaq’ sedangkan (malaikat) yang lainnya berkata.’ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang
yang menahan (hartanya)’,”(HR Bukhari-Muslim).

11. PELAKU SEDEKAH DIKARUNIAKAN KEBERKAHAN BAGINYA DAN HARTANYA.
Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya (QS Saba 34: 39). Dan jika disedekahkan, maka tidak berkurang karena Allah akan menggantinya.

12. TIDAK ADA HARTA YANG TERSISA BAGI PEMILIK HARTA MELAINKAN APA YANG TELAH DISEDEKAHKANNYA.
Sebagaimana dalam firman-Nya: “…Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS.3 :92).

13. ALLAH MELIPATGANDAKAN GANJARAN BAGI ORANG YANG BERSEDEKAH,
sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pembayarannya) kepada mereka: dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS 57:18).

14. PENGAMAL SEDEKAH AKAN DIPANGGIL DARI ARAH PINTU KHUSUS DARI PINTU-PINTU SURGA,
“Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”  (HR Bukhari).

15. PADA AMALAN SEDEKAH TERDAPAT DI DALAMNYA KELAPANGAN DADA, KENYAMANAN DAN KETENANGAN HATI.
Setiap kali bersedekah, makin menguat kebahagiaan dan makin besar kesenangan. Allah Ta’ala berfirman :”Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. 59: 9).

16. SEDEKAH DAPAT MENGHAPUS DOSA.
Pernyataan ini diperkuat dengan dalil hadist Rasulullah saw, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614).

17. KAYA YANG DISERTAI SEDEKAH BERADA DI TINGKATAN YANG SAMA DENGAN AL-QUR’AN YG DISERTAI PENGAMALANNYA.
Rasulullah bersabda: “Tidak boleh hasad (iri hati) kecuali (kepada) dua orang. (Yaitu) seorang yang diberikan Al-Qur’an oleh Allah, lalu ia mengamalkannya siang dan malam. Dan seorang yang dikaruniakan (kekayaan) harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya di (jalan) kebenaran siang & malam.”

18. SEORANG HAMBA DIANGGAP TELAH MENEPATI PERJANJIAN DENGAN ALLAH, PADA SAAT IA MENGORBANKAN JIWA DAN HARTANVA DI IALAN ALLAH.
Allah berfirman: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang-mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surqa untuk mereka. Mereka berperanq pada ialan Alah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, lnjil dan Al Qur’an. Dan siapakah vanq lebih menepati janjinya (selain) daripada Alltah? Maka bergembiralah dengan jualbeli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangah yang besar.(QS 9:111).

19. SEDEKAH ADALAH PENSUCI BAGI HARTA DAN JIWA, MELEPASKAN DARI SIKAP SIKAP BURUK (AD-DAKHAN).
Nabi berwasiat kepada para pedagang: ‘Wahai para pedaganq,. sesunnguhnva (pada) perdagangan ini terjadi kealphaan dan sumpah, maka campurilah dengan sedekah.”(HR. Ahmad). Allah berflrman:
“Anbillah zakat dari sebagian, harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…” (QS At-Taubah:103).

20. SEDEKAH UNTUK JANDA DAN ORANG MISKIN DIIBARATKAN SEPERTI ORANG YG BERPUASA TERUS MENERUS.
Rasulullah bersabda,”orang yg mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah & ia juga ibarat orang berpuasa yg tidak pernah berbuka.” (HR Bukhari).


Sedekah atau hadiah yang kita berikan tidak harus selalu barang mahal. Yang penting, hal tersebut bermanfaat, meskipun sederhana. Yang paling utama adalah suasana batin dan keikhlasan serta cara kita dalam melakukannya. Itulah yang akan berbekas.

Tidak akan pernah merugikan kita melakukan semua ini. Apabila kita belum mampu beribadah dengan baik, jarang tahajud, jarang puasa dan shalat sunnah, baca Al Qur’an baru sesekali, alangkah baiknya apabila kita selalu berbuat baik kepada sesama. Allah Swt. pasti akan menolong kita. Allah berfirman sebagai berikut:

“Akulah Ar Rahmân dan Ar Rahîm. Aku petikkan baginya dari nama-Ku. Barang siapa yang menghubungkan, niscaya Aku akan menghubunginya; dan barang siapa memutuskannya, niscaya Aku memutuskan hubungan dengannya.”

Rasulullah saw. pun pernah berpesan dengan kata-kata yang indah sebagai berikut:

“Orang yang pemurah itu dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari api neraka. Sementara itu, orang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dari api neraka.”

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”  (QS Al Baqarah, 2: 261)

Artinya, minimal 700 kali lipat ganjaran dari Allah Swt. bagi siapa pun yang membelanjakan hartanya di jalan Allah. Sesungguhnya, infak dan sedekah akan menghindarkan kita dari kerugian, bencana, kesusahan, dan marabahaya. Sedekah akan mampu mengubah takdir buruk seseorang menjadi takdir baik.
Ada beragam bala bencana di sekitar kita: dari atas, panas berkepanjangan; dari bawah, gempa bumi; dari samping, perampokan, gangguan orang jahat, dan sebagainya. Ternyata, semua itu bisa dihindarkan melalui infak dan sedekah. Maka dari itu, sangat jauh disebut cerdas orang yang kikir dan menahan hartanya karena dia telah mengundang bala bencana untuk menghampiri dirinya. Rasulullah saw. menyebutkan bahwa sedekah itu bisa menolak bala bencana dan memperpanjang umur. Andaipun takdir buruk tetap menimpanya, itu menjadi sarana dari Allah untuk mengangkat derajat dan menjadi batu loncatan baginya untuk mendapatkan nikmat yang lebih besar.

Ada kisah nyata lagi yang saya kutip dari "http://syaamilquran.com/keutamaan-sedekah-dalam-al-quran-dan-hadits.html".................... :

Saya memiliki pengalaman berharga dengan sedekah ini. Suatu hari, Allah Swt. memberi saya hidayah untuk bersedekah. Saat itu di saku ada uang sekitar 92 ribu rupiah. Delapan puluh ribu rupiah saya sedekahkan dan sisanya saya simpan untuk ongkos pulang dan membeli makanan. Keesokan harinya, ketika pagi-pagi masuk kantor, saya terpeleset dan jatuh dengan muka menghadap ke depan. Di hadapan saya ada kursi yang sandarannya sudah lepas sehingga besi penyangganya yang runcing tersembul ke luar. Ujung besi tersebut berada searah dengan mata. Menurut perhitungan, ketika jatuh itu, ”seharusnya” ujung besi tersebut menusuk salah satu mata saya. Namun ajaib, ketika saya jatuh, ujung besi tersebut tidak mengenai apa pun dari badan saya. Seperti ada kekuatan yang mendorong saya untuk jatuh ke samping kursi. Padahal, saya tidak memiliki kekuatan lagi untuk menahan jatuhnya badan atau berpegang ke dinding. Boleh jadi, sedekah yang delapan puluh ribu itulah yang menjadi ”pemancing” datangnya pertolongan Allah. Kalau tidak, bukan hanya besi itu yang akan menancap di mata, melainkan juga pecahan kaca dari kaca mata yang saya pakai yang akan menusuk dan merusakkan kedua mata ini.

Sedekah Menjadi Sebab Allah Membuka Pintu Rezeki

Sedekah mengundang rahmat Allah dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahwa kunci rezeki hamba itu ada di Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, niscaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, niscaya Allah menyedikitkan baginya.” H.R. ad-Daruquthni dari Anas r.a.

Sedekah digandakan 700 kali ganda.
Fadhilah bagi orang yang bersedekah amat besar sebagai mana terdapat keterangan di dalam al-Quran dan hadits. Jika kita amati ayat al-Quran berikut, kita akan dapat mengira bahawa sekurang-kurangnya setiap harta yang dikeluarkan ke jalan Allah akan dibalas dengan perkiraan melebihi 700 kalinya. Selain itu, mereka dijanjikan dengan kehidupan yang mudah:
Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . (Al Baqarah (2) : 261)

Allah Lipat-gandakan Ganjaran orang yang Bersedekah.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki mahupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Rezeki dimurahkan Allah s.w.t.
Firman Allah s.w.t.: “Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, pasti akan ditunjuki kepada mereka jalan keluar. Dan diberi rezeki kepada mereka daripada jalan yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi baginya”. (At-Talaq:2-3)
Di dunia, mereka yang bersedekah akan dimurahkan rezeki oleh Allah dalam kehidupannya. Faedah ini dijelaskan oleh Jabir Abdullah katanya: “Rasulullah berucap kepada kami, sabdanya: Wahai umat manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kamu mati dan segeralah mengerjakan amal salih sebelum kamu sibuk (dengan yang lain), dan jalinkanlah hubungan di antara kamu dengan Tuhan kamu dengan sentiasa mengingatinya (berzikir) dan banyakkan bersedekah secara bersembunyi atau terang-terangan, niscaya kamu diberi rezeki yang banyak, diberi kemenangan (terhadap musuh) dan digantikan dengan apa yang kamu dermakan itu dengan balasan yang berganda-ganda.” (Hadis riwayat Ibnu Majah)


Keberkahan Dalam Rezeki.
Kekayaan tidak membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya  keberkahan, harta / rezeki yang sedikit akan dirasakan seolah-olah banyak dan mencukupi. Sebaliknya tanpa keberkahan akan dirasakan sempit dan susah meskipun banyak harta.

Kaya Jiwa
Kekayaan bukanlah sesuatu yang harus diidam-idamkan oleh seseorang Islam karena kekayaan bisa membawa kerusakan kepada seseorang sekiranya tidak menurut jalan yang benar. Islam lebih melihat kekayaan dari segi kekayaan jiwa. Hadis riwayat Abu Hurairah r.a.: Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Kekayaan itu bukanlah karena mempunyai banyak harta tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa. (Sahih Muslim.)
Dari aspek harta-benda, kekayaan jika disalurkan ke jalan yang benar akan memberi seseoang pahala yang banyak, terutamanya jika digunakan untuk bersedekah.

Berzikir dan Banyak Bersedekah dalam Sembunyi dan Terang
Hadis berikut ini pula menyeru kita agar rajin bersedekah karena Allah akan memberi kita rezeki dan kesenangan melalui bersedekah. “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah, sebelum kamu mati. Bersegeralah melakukan amalan amalan salih sebelum kamu kesibukan dan hubungilah antara kamu dengan Tuhan kamu dengan membanyakkan zikir kamu kepadaNya dan banyaklah bersedekah dengan bersembunyi dan terang-terangan, nanti kamu akan diberi rezeki, ditolong dan diberi kesenangan.” H.R Ibnu Majah.



Hakikatnya amalan memberi tidak akan membuatkan kita jatuh miskin. Kita terlalu banyak disogokkan dengan ekonomi barat yang mengatakan lebih banyak permintaan maka sumber akan berkurang. Sedangkan dalam ekonomi Islam, lebih banyak kita bersyukur maka lebih banyak rezeki hebat yang akan datang bagi menggantikan rezeki yang dibelanjakan pada jalan yang baik.
Memang benar, sedekah bukan hanya pada harta, namun amalan yang paling berat untuk kita banyak lakukan ialah sedekah dari sudut harta kekayaan.
Sedekah menambahkan harta dan kesejahteraan

Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah… bertambah… bertambah (HR.At-tirmidzi)

Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dan baginya pahala yg mulia (QS. Al-hadiid 57:58)

Janganlah kamu takut kepada kemiskinan karena membelanjakan harta di jalan Allah (QS.Al-Baqarah 2:245)

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap diri sendiri. Dan Allah lah yang Maha Kaya sedangkan kamu orang-orang yang membutuhkan-Nya (QS.Muhammad :38)

Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambanya selama ia menolong saudaranya (HR.Muslim)

Kita disarankan untuk memperbanyakkan amalan SEDEKAH, karena di dalamnya terdapat banyak rahasia dan antaranya adalah  :
  1. Menyembuhkan berbagai penyakit.
  2. Menjauhkan dari segala macam kesulitan & masalah.
  3. Diselamatkan dari segala keburukan.
  4. Menenangkan hati dan jiwa.
  5. Melapangkan rezeki.

(Masih ingin) Memancing Rezeki dengan Sedekah?

Setelah sekian lama menabung, mengumpulkan lembar demi lembar rupiah dari hasil berjualan, terkumpullah dalam tabungan Pak Ahmad sejumlah uang yang cukup untuk membayar ongkos naik haji (BPIH). Impian sejak muda untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci sebentar lagi akan terwujud. Doa-doa yang senantiasa terucap selepas shalat tidak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Pak Ahmad bukanlah orang kaya. Dia hanyalah penjual es yang harus bekerja ekstra keras agar bisa menyisihkan sebagian uangnya untuk berhaji. Kuatnya keinginan Pak Ahmad untuk menyempurnakan bangunan keislamannya, menjadikan dia mampu berdisiplin menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabungkan.

Namun demikian, sebenarnya ada sedikit rasa “tidak enak” dalam hati Pak Ahmad. Uang yang dikumpulkannya itu hanya cukup untuk melunasi BPIH untuk dirinya sendiri, tidak untuk istrinya. Padahal, uang itu dapat terkumpul sebagian karena bantuan istrinya juga. “Tidak apalah, mudah-mudahan Allah memberikan rezeki sehingga istrinya bisa kebagian jatah haji pada tahun-tahun berikutnya,” begitu pikiran Pak Ahmad.

Satu hari menjelang pendaftaran, salah seorang tetangganya datang ke rumah untuk meminjam sejumlah uang untuk membayar biaya rumah sakit. Tetangga Pak Ahmad ini terbilang orang susah. Untuk makan sehari-hari saja dia kelimpungan. Kesulitannya semakin bertambah ketika suaminya terkena sakit parah dan mau tidak mau, untuk menyelamatkan nyawanya, dia harus masuk rumah sakit. Itu pun di kelas III yang hampir semua penghuninya kaum dhuafa. Setelah berusaha ke sana kemari meminjam uang dan hasilnya nihil, ibu ini memberanikan diri datang ke rumah Pak Ahmad untuk meminjam uang.

Pak Ahmad pun dihadapkan pada pilihan sulit: meminjamkan uang dan cita-citanya untuk berhaji akan kandas di tengah jalan; tidak meminjamkan uang dan membuat penderitaan tetangganya bertambah panjang. Setelah berdiskusi dengan istrinya, Pak Ahmad memilih jalan ketiga. Dia tidak meminjamkan uang dan tidak pula menahannya, akan tetapi memberikan seluruh uang hajinya untuk membayar biaya rumah sakit tetangganya. Sebuah pilihan yang sangat berat, berani, dan tidak masuk akal dalam pandangan kaum materialis. Bayangkan saja, bertahun-tahun menabung, peras keringat banting tulang mengumpulkan uang, dan ketika uang sudah terkumpul dia memberikannya begitu saja kepada orang lain. Namun, amal kebaikan seringkali tidak bisa diukur dengan logika kebanyakan orang. Sebagaimana tidak masuk logikanya Nabi Ibrahim yang hendak menyembelih anaknya atau ”keanehan” sikap para sahabat yang rela meninggalkan tanah kelahirannya, sanak saudara, dan harta kekayaannya demi berhijrah ke Madinah, walau harus melalui perjalanan yang sangat berat. Itulah buah keimanan yang teramat tinggi nilainya dan sulit dicerna oleh orang-orang yang matanya sudah silau dengan dunia.

Pak Ahmad dan istrinya sangat yakin, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan amal kebaikan hamba-hamba-Nya. Bukankah Allah dan Rasul-Nya telah berjanji bahwa siapa saja yang meringankan beban saudaranya di dunia akan Allah ringankan bebannya di akhirat? Kemampuan memilih prioritas amal disertai keyakinan yang mantap terhadap janji Allah telah menguatkan hati Pak Ahmad untuk memberikan hartanya yang paling berharga.

Disertai derai air mata sedih campur bahagia, tetangga Pak Ahmad menerima uang itu. Dia seakan tengah bermimpi, ternyata pada zaman sekarang masih ada orang yang berhati mulia seperti Pak Ahmad dan istrinya. Dia tidak mampu berkata apa-apa, selain ucapan terima kasih dan doa semoga Allah mengganti uang tersebut dengan sesuatu yang lebih baik.

Kisah pun berlanjut. Seorang dokter yang menangani operasi Pak Fulan, tetangga Pak Ahmad, sedikit kaget. Kok bisa pasien seperti Pak Fulan bisa membayar biaya operasi yang termasuk mahal, bahkan sangat mahal bagi sebagian orang. Padahal, dokter itu sudah bisa menebak latar belakang Pak Fulan. Iseng-iseng dia bertanya dari mana Pak Fulan mendapatkan uang, apakah dia menjual warisan, menjual rumah, meminjam, atau apa?

“Sama sekali bukan, Dok! Kami ini orang miskin, tidak punya apa-apa. Jangankan membayar biaya rumah sakit yang puluhan juta, untuk makan sehari-hari pun harus gali lobang tutup lobang,” jawab Pak Fulan.

“Lho, kalau begitu dari mana?”

“Alhamdulillah, ada seseorang yang membayarkan biaya operasi kami.”

Dokter itu makin penasaran, “Wah, hebat benar orang itu. Pastilah dia orang kaya yang sangat dermawan.”

”Oh … tidak, Dok! Dia orang biasa-biasa.” Pak Fulan kemudian menceritakan kisah Pak Ahmad yang rela menunda ibadah haji demi meringankan beban penderitaan dirinya yang hanya sekadar tetangga.

Selesai Pak Fulan bercerita, Dokter itu langsung meminta izin untuk diperkenalkan kepada Pak Ahmad. Dia ingin tahu lebih jauh tentang siapa Pak Ahmad itu sebenarnya. Allah pun mempertemukan mereka.

Kepada Pak Ahmad dan istrinya, Dokter ini berkata, “Saya ingin belajar ikhlas seperti yang Ibu dan Bapak lakukan. Tapi bukan di sini. Saya ingin belajarnya di Tanah Suci. Jadi, saya dan keluarga akan mengajak serta Ibu dan Bapak pergi ke sana tahun ini …!”

Mata Pak Ahmad tampak berkaca-kaca. Sejenak dia tidak bisa berkata-apa. Dia seakan tidak percaya dengan kata-kata yang didengarnya. Pada penghujung kejadian itu, hanya ucapan hamdallah saja yang terucap dari bibirnya.

Begitulah, sebelum membalas kebaikan di akhirat, Allah Swt. telah memberikan DP-nya terlebih dahulu di dunia. Harapan Pak Ahmad untuk berhaji dengan istrinya akhirnya terlaksana lebih cepat dalam keadaan yang penuh kebahagiaan.


Ada kisah lain yang tidak kalah mengharukan. Kisah ini saya dengar dari Ustaz Yusuf Mansur saat beliau mengisi sebuah acara pengajian di TVRI. Alkisah, ada seorang laki-laki—sebut saja namanya Pak Agus—yang tengah mendapat cobaan dari Allah Swt. Dia diberhentikan dari tempatnya bekerja alias terkena PHK. Padahal, pekerjaannya itu adalah satu-satunya sumber penghasilan Pak Agus untuk menghidupi diri dan keluarganya. Jelas, PHK menjadi pukulan telak yang menohok tepat ke ulu hatinya. Masalahnya ternyata tidak hanya sampai di situ. Menurut kabar dari bidan, tidak lebih dari seminggu lagi istrinya yang tengah hamil tua akan melahirkan.

“Wah gimana neh, istri mau melahirkan pas kena PHK. Belum sempat kasbon!” Mungkin demikian yang kita katakan jika kita yang mendapatkan musibah semacam ini, plus omelan atas nasib. Namun, tidak demikian dengan Pak Agus. Karena dia orang saleh, ketika mendengar bahwa istrinya akan melahirkan kurang dari seminggu, dia langsung mengambil wudu dan bersimpuh di hadapan Allah Swt. sembari berdoa, “Ya Allah, terima kasih Engkau telah menakdirkan saya kena PHK sehingga saya dapat pesangon dua juta rupiah. Mudah-mudahan Engkau mudahkan proses kelahiran anak kami … jangan sampai kena operasi sesar, ya Allah!”

Singkat cerita, proses persalinan istrinya segera datang. Pak Agus membawa istrinya itu kepada seorang bidan. Setelah didiagnosis dan dilakukan tindakan pertolongan pertama, Ibu Bidan menyimpulkan bahwa istri Pak Agus harus disesar karena ada gangguan pada si jabang bayi yang tengah dikandungnya. Karena tidak sanggup menangani proses persalinan, dia pun dirujuk ke sebuah rumah sakit besar yang ada di Jakarta.

Selama di dalam bajaj, Pak Agus berhitung bahwa kalau sesar, apalagi di rumah sakit besar, tidak akan cukup uang dua sampai tiga juta. Dalam hitungannya, minimal dia harus pegang enam sampai tujuh juta. Padahal, uang hasil pesangon yang ada di dompetnya tinggal 1,6 juta rupiah. Akan tetapi, demi keselamatan anak dan istrinya, Pak Agus tetap nekat membawa sang istri ke rumah sakit.

Di rumah sakit, persoalan yang muncul bukan lagi persoalan uang, melainkan persoalan nyawa anaknya. Mengapa? Dokter yang menangani istri Pak Agus mengatakan, ”Menurut hasil pemeriksaan, mudah-mudahan Bapak bisa bersabar, anak Bapak ini akan lahir dengan menderita bocor jantung bawaan, gagal jantung bawaan, dan tumor otak.” Maksudnya, si anak akan lahir dengan membawa satu paket musibah yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Orang tua mana yang tidak hancur hatinya mendengar anak yang telah sembilan bulan ditunggunya akan lahir dengan cacat jantung akut dan otak yang ada tumornya. Jika saja yang kena musibah ini tidak punya iman, sudah tentu dia akan stres berat bahkan mati berdiri, terlebih ketika mendengar dokter itu berkata lagi, ”Kalaupun lahir, anak Bapak paling-paling hanya bisa bertahan 18 hari saja. Menurut medis, tidak akan lebih dari jangka waktu itu.”

Pak Agus membuang jauh-jauh prasangka buruk kepada Allah dan sikap putus asa. Dia berusaha menerima hal itu dengan kesabaran walau dadanya serasa sesak. Setelah mendengar berita buruk tersebut, dia langsung mendekati sang istri untuk menguatkan dirinya. Dia berusaha meyakinkan sang istri bahwa dengan kuasa-Nya, Allah Swt. telah menakdirkan dirinya hamil, padahal ada banyak wanita yang sangat mengharapkan dirinya bisa hamil. Dia pun meyakinkan istrinya untuk menjadi manusia yang bersyukur dengan tetap mengusahakan anaknya lahir, apa pun kondisinya.

Setelah semuanya siap, operasi sesar pun dilakukan. Alhamdulillah, proses persalinan istri Pak Agus bisa dilakukan dengan lancar dan selamat. Sesuai dengan prediksi dokter, sang jabang bayi lahir dengan berat 2kg. Tiga hari kemudian, berat badannya menyusut menjadi 1,6kg. Jika tiga hari saja berat badannya sudah menyusut 0,4kg, berapa kilogram berat badan si anak akan susut dalam waktu 18 hari? Tampaknya, mustahil bagi si anak untuk bisa bertahan hidup tiga minggu lamanya.

Walaupun kemungkinan sembuh sudah setipis rambut, akan tetapi Pak Agus sangat meyakini kekuasaan Allah Swt. Bagi-Nya tidak ada yang tidak mungkin. Karena itu, dalam shalat-shalat malamnya, Pak Agus senantiasa berdoa, ”Ya Allah, Engkau telah menakdirkan istri saya hamil dan Engkau telah menakdirkan pula anak saya lahir dengan selamat, maka berilah kesembuhan kepadanya.”

Dalam tiga hari tersebut, uang Pak Agus tinggal 1,4 juta rupiah lagi. Karena merasa uang sejumlah itu tidak akan cukup untuk membayar biaya persalinan dan perawatan rumah sakit, Pak Agus ”nekat” membagikan uang tersebut kepada fakir miskin yang ditemuinya.

Keteguhan, kesabaran, dan keyakinan pasangan suami istri ini telah melahirkan keajaiban. Si anak, yang sebelumnya divonis tidak akan bertahan lebih dari 18 hari, ternyata mampu hidup hingga 20 hari lamanya dan dengan kondisi kesehatan yang terus membaik. Dokter pun sempat terheran-heran dengan apa yang dilihatnya. Dia pun mengelurakan statement baru bahwa kalau kondisinya terus membaik seperti itu, dalam waktu seminggu lagi si anak sudah bisa dibawa pulang. ”Paling nanti kalau sudah di rumah dilakukan rawat jalan saja. Saya melihat anak Bapak ini seorang fighter (pejuang) yang pantang menyerah,” kata dokter itu kepada Pak Agus.

Setelah 27 hari dirawat di rumah sakit, dokter menyatakan kalau si anak sudah benar-benar sehat. ”Alhamdulillah, anak Bapak besok sudah bisa dibawa pulang. Sekarang, Bapak tinggal mengurus administrasinya. Mudah-mudahan anak Bapak bisa panjang umur,” katanya.

Saat mendengar kata-kata itu, Pak Agus langsung tersentak. Selama hampir empat minggu itu, dia lupa mencari uang karena terlalu disibukkan mengurus istri dan anaknya. Dia langsung berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membayar biaya pengobatan dari rumah sakit yang jumlahnya membuat kepala pening. Angka tagihan yang diterima Pak Agus adalah 27 juta rupiah, sebuah angka yang fantastis untuk orang seukuran dirinya.

Langkah pertama yang ditempuh Pak Agus adalah mendatangi salah seorang kawan dekatnya di bilangan Ciledug untuk meminjam uang. Namun, jumlah pinjaman yang berhasil didapatkan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan, yaitu hanya dua juta rupiah. Jelas, uang dua juta jauh dari cukup untuk melunasi tagihan rumah sakit yang selangit. Akhirnya, Pak Agus berjalan kaki dari Ciledug menuju Salemba. Sepanjang jalur yang dilewati, dia membagikan uang yang dua juta itu kepada orang-orang miskin yang ditemuinya. Sesampainya di rumah sakit sekitar jam dua sore, uang yang dua juta itu sudah ludes. Pak Agus pun langsung menuju mushala rumah sakit. Dia bersujud dan bersimpuh di hapan Allah. Sambil menangis, dia memohon kepada Allah, ”Ya Allah, seandainya sampai Ashar ini kami tidak berhasil mendapatkan uang yang 27 juta itu, kirimkanlah kepada kami orang kaya yang bisa membeli anak kami.”

Pada saat itu, ada seorang ibu yang dengan serius memperhatikan Pak Agus. Lalu, si ibu berjalan mendekat.

”Kenapa, Pak, menangis?” tanyanya.

”Iya Bu, hari ini anak saya akan keluar dari rumah sakit,” jawab Pak Agus.

”Keluar dari rumah sakit kok nangis, harusnya kan bahagia,” sambung si ibu.

”Justru itu, uang untuk menebusnya tidak ada,” jawab Pak Agus.

”Oh begitu … ya udah berarti Bapak adalah orang yang sedang saya cari. Dari pagi saya bawa uang ini … buat siapa neh di rumah sakit ini, tapi nggak ketemu-temu. Eh,  ternyata buat Bapak,” ujar si ibu sambil memberikan sebuah kantong keresek merah yang tampak begitu berat.

Saat itu Pak Agus langsung sujud syukur dan menangis terisak-isak karena bahagia. Berulang kali dia mengucapkan terima kasih kepada Allah yang telah mengirimkan seseorang yang mau membantunya. Dia sendiri lupa dengan si ibu yang memberi uang, saking surprise-nya. Ketika bangun dari sujud, dia baru ingat kalau dia belum sempat mengucapkan terima kasih kepada si ibu. Pada saat yang bersamaan, si ibu itu sudah tidak ada lagi di sampingnya. Pak Agus clingak-clinguk mencari-cari ke mana si ibu pergi. Dia langsung berlari ke tempat parkir dengan meninggalkan kantong merah itu di mushala. Setelah mencari-cari, orang dermawan itu tidak berhasil ditemukannya. Pak Agus pun kembali ke mushala. Syukur, kantong plastik merah itu masih tetap berada di tempatnya.

Setelah itu, Pak Agus langsung menuju ruangan administrasi dengan niat melunasi biaya perawatan anak dan istrinya tanpa berani membuka kantong itu.

“Mbak, saya mau ambil anak saya hari ini,” kata Pak Agus.

Petugas administrasi itu mengatakan bahwa Pak Agus belum bisa membawa anaknya hari itu karena harus menunggu dokter yang merawatnya.

“Ya sudah, kalau begitu saya mau bayar dulu biaya perawatannya,” sambung Pak Agus.

“Kalau bayar sekarang, Bapak tidak kena charge,” jawab petugas itu.

“Mbak, saya punya uang segini-gininya. Silakan dihitung. Mudah-mudahan cukup,” kata Pak Agus sambil memberikan kantong merah itu kepada si petugas.

Setelah dibuka, ternyata kantong merah itu isinya benar-benar uang. Setelah dihitung, jumlahnya persis 27 juta rupiah. Subhanallah.



PS. : Lagi-lagi postingan ini saya kutip dari "http://syaamilquran.com".

Memancing Rezeki dengan Sedekah

Sedekah akan mampu memancing rezeki yang lebih besar, lebih berkah, dan lebih berdaya guna. Yang diperlukan di sini adalah seberapa kuat keyakinan kita kepada janji Allah Swt. Semakin kuat keyakinan seorang hamba akan janji Allah, semakin besar pula kepercayaan yang akan Allah Swt. berikan kepada hamba tersebut. Oleh karena itu, di dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut:

“Hendaklah kalian mencari rezeki dengan bersedekah.”

Jika dibaca sekilas, redaksi hadits ini sangat membingungkan. Bagaimana mungkin sedekah akan menambah rezeki? Bukankah dengan bersedekah kita mengeluarkan uang yang kita miliki dan bukan mendapatkan uang? Asalnya seratus ribu kemudian disedekahkan lima puluh ribu sehingga uang kita hilang setengahnya? Bagaimana ini?

Memang, kalau kita mengunakan logika matematika, jumlahnya pasti berkurang. Akan tetapi, sedekah tidak bisa didekati seluruhnya dengan logika matematika atau logika kaum sekuler. Ada logika iman di sana yang menyatakan bahwa Allah Swt. akan melipatgandakan nilai sedekah seorang hamba hingga berkali lipat jumlahnya. Boleh jadi, ketika kita memberi, uang yang ada di dompet kita berkurang sejumlah nominal yang diberikan. Akan tetapi, pada saat memberi itu kita langsung mendapat balasan dari Allah berupa ketenangan jiwa, kebahagiaan, kelapangan, dan keberkahan. Tidak lama kemudian, harta yang kita sedekahkan tersebut akan mengundang teman-temannya untuk “mendatangi” kita, bisa dalam bentuk harta yang sama, yaitu uang; bisa dalam bentuk kesembuhan dari penyakit, yang apabila dikonversikan dalam bentuk uang akan berlipat-lipat jumlahnya; bisa dalam bentuk diselamatkannya kita dari kecelakaan dan bencana; bisa dalam bentuk jodoh; anak yang dinantikan kehadirannya; pekerjaan yang cocok dengan selera dan kemampuan kita; ilmu pengetahuan yang kita dapatkan; kenalan baru yang akan membawa keberuntungan dunia akhirat; kemudahan saat sakaratul maut; dan puncaknya terselamatkannya kita dari siksa neraka di akhirat kelak.

Jadi, uang 50 ribu rupiah yang kita sedekahkan akan beranak pinak menjadi berlipat-lipat jumlahnya.
Sangat mudah bagi Allah untuk melakukan apa-apa yang tidak terpikirkan oleh manusia. Semua ini terjadi karena Allah Swt. telah mengatur urusan rezeki dari semua makhluk-Nya, sekecil apa pun. Allah Swt. tidak akan salah dalam membagikan dan mendistribusikan rezeki hingga makhluk yang terkecil, termasuk kepada manusia yang ada di pelosok dunia. Allah Swt. Berfirman sebagai berikut:

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS Hud, 11: 6)

Ketika Allah Swt. memberikan kita rezeki, akan sangat pantas apabila kita mensyukuri nikmat yang telah Dia anugerahkan tersebut. Salah satu bentuk rasa terima kasih tersebut adalah berbagi dengan saudara-saudara kita yang sedang kesusahan dan sedang membutuhkan pertolongan. Nah, ketika kita mau bersyukur atas nikmat yang telah Allah Swt. berikan dengan cara berbagi, Dia pun akan berkenan menitipkan rezeki yang lebih banyak dan lebih berkah kepada kita. Bukankah Allah Swt. telah berjanji untuk mengganti setiap harta yang dinafkahkan di jalan-Nya dengan sesuatu yang lebih baik? Artinya, dengan bersedekah, kita tambah dipercaya oleh Allah Swt. Semakin banyak dan sering kita bersedekah, akan semakin bertambah pula kepercayaan Allah Swt. kepada kita. Kepercayaan mana lagi yang lebih besar selain dipercaya oleh Zat Yang Mahabesar, Yang Mahakaya, dan Yang Mahakuasa?

Sesungguhnya, rezeki itu ada pintunya. Pintu itu tidak akan terbuka kecuali dengan bersedekah. Semakin sering bersedekah, semakin sering pula pintu itu terbuka. Semakin besar bersedekah, semakin lebar pula pintu itu akan terbuka. Inilah mekanisme atau cara Allah dalam membalas kebaikan hamba-hamba-Nya.



PS.:
Posting ini saya kutip dari "http://syaamilquran.com/sedekah-pembuka-pintu-rezeki.html" berkaitan dengan apa yang baru saja saya alami dimana ALLAH SWT memberi karunia pada keluarga kami berupa anak saya bisa diterima kuliah gratis di ITS yang seharusnya untuk pendaftarannya saya harus membayar sekitar 7 juta, dalam renungan saya mungkin berhubungan dengan 100 ribu yang saya sedekahkan ketika ALLAH SWT memberi saya hidayah untuk bersedekah dalam keadaan saya sama sekali tidak punya uang tapi dengan penuh keyakinan akan balasan dan bantuan pertolongan yang pasti akan segera datang dari ALLAH SWT (Bukankah ada hadits yang menyatakan bahwa sedekah akan mendapat ganjaran 70X, jadi teori matematikanya:  100 ribu sedekah X 70 ganjaran = 7 juta biaya masuk kuliah gratis). Oya, padahal uang itu saya pinjam dari uang kost bulanan pada orang yang kost di rumah almarhumah ibu saya, karena tepat pada saat pengumuman anak saya diterima di PMDK Prestasi ITS, saya sedang dalam posisi betul2 tidak punya uang, entah itu anggaran keluarga ataupun uang pribadi, yang ada hanyalah uang dari saya berhutang kepada beberapa dermawan. Kalau masih kurang yakin akan saya bahas dan contoh testimoni di posting berikutnya.

Al - Qur'an Surat Al Baqarah Ayat 28


Tafsir

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah : 28)

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita untuk intrusfeksi atau melihat kembali tentang asal-usul kita. Dari tiada kemudian kita diadakan, entah darimana asal kita dahulu. Mungkin di bayam atau sayur-sayuran, di ranting-ranting, atau di air yang mengalir, di serangga, dan lain sebagainya, kemudian dihidupkanlah kita. Terbentuknya mani dalam shulbi ayah dan taraib dalam tubuh ibu kita, yang berasal dari darah, dan darah itu berasal dari makanan, hormon, calori dan vitamin. Kemudian kita masuk dalam rahim ibu kita, dikandungnya dalam sekian bulan lalu diberi akal. Mengembara di permukaan bumi berusaha untuk mencukupi seluruh kebutuhan hidup. “Kemudian Allah mematikan kamu.” Dicabut nyawa kita untuk dipisahkan antara jasad dan ruh kita.

Kemudian badan kita akan diantarkan kembali kepada asal kita. Asalnya dari tanah akan dikembalikan ke tanah. Yang asalnya dari ranting akan dikembalikan ke ranting. Yang asalnya dari air akan dikembalikan ke air.
Lalu Allah menghidupkan kamu” Yaitu hidup untuk yang ke dua kalinya. Sebab nyawa yang terpisah tadi tidak kembali ke tanah, akan tetapi pulang ke tempat yang telah ditentukan buat menunggu panggilan Hari Kiamat. Itulah hidup yang ke dua kalinya.
Kehidupan yang ke dua akan lebih baik dan mulia, atau sebaliknya akan lebih sengsara dan hina. Dalam kehidupan yang ke dua akan ditentukan oleh bagaimana pengembaraan kita selama hidup di alam dunia. Apa yang sudah kita usahakan, kita cari dan kita raih? Sebab kita semua akan kembali kepada-Nya sesuai dengan ujung ayat 28, “Kemudian kepada-Nyalah kamu akan kembali.

Artinya, setelah kita semua dihidupkan-Nya kembali, kita akan dipanggil kembali kehadirat Allah SWT. untuk diperhitungkan baik-baik, dicocokkan dengan catatan yang telah di tulis oleh Malaikat terhadap seluruh amal dan perbuatan kita. Kemudian setelah itu ada keputusan dari Allah ke tempat mana kita akan digolongkan. Kepada golongan orang-orang yang bahagia atau kepada golongan orang-orang yang celaka. Disinilah keadilan yang sebenarnya akan berlaku dan tidak ada lagi kedzaliman. Karena sudah tidak ada lagi suap-menyuap, tidak  ada lagi makelar kasus, tipu muslihat dan lain sebagainya. Di sini tidak ada lagi belas kasihan dari siapapun, termasuk yang datangnya dari Allah. Jika mendapatkan celaka tidak lain adalah karena kesalahannya sendiri selama menempuh kehidupan di dunia. Begitu juga apabila mendapatkan kebahagiaan adalah karena bekal yang bisa dibawanya selama hidupnya di dunia.

Itulah Allah yang telah membuat tingkat kehidupan yang ditempuh oleh manusia. Dari situ akankah kita menjadi orang yang kufur kepada-Nya? Atau akankah kita berbuat sesuka hati
dalam kehidupan yang pertama ini? Bukankah kita tidak mungkin akan bisa membebaskan diri kita dari garis yang telah ditentukan Allah? Namun Allahpun tidak menyia-nyiakan kita, diantara kita ada yang diutus untuk menjadi Rasul, kemudian Allah menurunkan-Nya wahyu lewat Rasul itu, masih juga kita diberi petunjuk lewat agama sebagai pegangan hidup kita. Semenjak kita lahir dan bisa membuka mata, kita selalu dibimbing.
Patutkah kita yang telah diberikan rahmat, nikmat, dan hidayah oleh Allah seperti itu masih memungkiri dan mengkufuri? Mari pergunakan akal sehat kita untuk tafakkur, sudah patutkah perbuatan kita seperti ini!

Oleh: Khatam Susanto

Pentingnya Mempersiapkan Generasi Semenjak Dini


Anak adalah harapan orang tua, penerus cita-cita dalam keluarga. Cita-cita yang luhur dalam sebuah keluarga perlu pererncanaan semenjak dini.

Kita semua tentu masih ingat akan pesan orang tua kita dahulu, kalau akan mencari jodoh perlu kita tinjau tentang bobot, bibit, dan bebetnya atau nasab/keturunan/ luri (Jawa). Ini penting sekali karena ada pepatah Jawa yang mengatakan,”buah kelapa akan jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Ini artinya setiap anak adalah foto copi orang tuanya. Perilaku atau gaya dan sifat-sifatnya akan menyerupai orang tuanya. Bagimana perilaku orang tuanya bisa dilihat dari perilaku anak-anaknya. Dari sini maka memilah dan memilih calon pasangan hidup sangatlah penting. Janganlah kita terjebak oleh perilaku calon kita, yang kadang-kadang sok alim, santun, lemah - lembut dan sebagainya. Oleh karena itu mengetahui siapa dan dimana keluarganya itu penting sekali.

Jika anda sudah menemukannya siapa keluarganya dan dimana bertempat tinggal, maka tugas selanjutnya adalah mengolah cocok apa tidak. Jika sudah cocok sesuai dengan bobot, bibit, dan bebetnya. Maka bolehlah melangsungkan kejenjang selanjutnya, yaitu pernikahan. Karena pernikahan itu bertujuan melanggengkan generasi. Kalau dari pasangan ini berasal dari gen yang baik, maka gen/generasi yang dilahirkan nanti juga akan baik. Begitu juga sebaliknya jika pasangan ini gennya buruk (dari segi bobot, bibit, dan bebet ) tadi, maka gen/generasi yang akan lahir nanti juga akan buruk.
Nah jika dari pernikahan tadi sudah melahirkan generasi baru, maka tugas selanjutnya adalah memberikan pengajaran yang baik kepadanya. Baik agama maupun umumnya. Agama yang kuat, umum yang hebat adalah kunci kesuksesan masa depan.

Jika sudah memasuki usia sekolah masukkanlah ke sekolah yang memiliki basis keagamaan yang kuat dan tidak mengabaikan ilmu umumnya. Disamping nuansa pendidikan yang bertujuan global universal. Janganlah terpancang kepada sekolahan yang termurah, apalagi dengan embel-embel gratis. Apa jadinya anak-anak kita jika kita sekolahkan ke sekolahan yang gratis tetapi sangat membahayakan aqidahnya. Sekolahan gratis tetapi tidak bermutu sama sekali. Carilah sekolahan yang memiliki visi – misi yang bagus. Namun penyelenggaraannya juga bagus, sesuai dengan visi-misi tadi. Karena terkadang sekolahan hanya mengedepankan visi – misinya yang bagus tetapi penyelenggaraannya yang sesuai dengan visi-misi tidak ada.
Disamping itu kita juga harus mengetahui model dan materi kurikulum pembelajaran di sekolah yang akan kita titipi anak-anak kita. Janganlah dimasukkan kepada sekolahan yang tidak memiliki model pembelajaran yang bagus apalagi materi kurikulumnya yang tidak sesuai dengan standart kurikulum yang berlaku.

Lihatlah kultur dan kualitas guru yang ada disana. Sudahkah sesuai dengan kriteria yang anda maksud. Sebab budaya dan kualitas guru sangat berpengaruh kepada anak didiknya. Apa yang disampaikan dan diperintahkan oleh guru akan dijalankan oleh murid-muridnya. Sangat berbahaya jika budaya guru yang tidak baik akan ditiru oleh anak didiknya. Atau budaya yang tidak baik diperintahkan oleh guru kepada murid-muridnya. Masih ingatkah dengan peristiwa menyontek masal dalam rangka UNAS-2011 kemarin di SDN Gadel II – Surabaya? Itulah contoh budaya yang tidak baik. Janganlah memilih sekolah yang pendidiknya memiliki budaya yang tidak baik. Karakter yang baik dari guru akan sangat berpengaruh kepada murid-muridnya.

Selanjutnya yang perlu kita ketahui adalah fasilitas yang disediakan oleh sekolah tersebut bagaimana. Sudahkah sekolah tersebut memberikan fasilitas yang baik? Baik intra maupun ekstra kurikulernya. Fasilitas yang lengkap akan mempermudah siswa untuk mengakses setiap pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sehingga sekolah bukan hanya teori saja, akan tetapi siswa bisa praktek secara langsung. Ini akan memperdalam pemahaman terhadap materi yang di sampaikan oleh pendidik/guru di sekolah tersebut.

Disamping itu yang perlu kita kaji adalah rasio jumlah murid dengan gurunya bagaimana. Berapa perbandingannya? Sebab jika dalam satu kelas jumlah muridnya lebih dari 30 siswa, sementara guru yang mengajar hanya 1. Maka ini kurang efektif. Minimal dalam satu kelas harus ada 2 guru. Walaupun sekolahan itu menerapkan sistem guru kelas. Apalagi yang bukan, seperti penerapan mikro teaching dan guru bidang study. Tidak boleh hanya satu guru di dalam kelas.

Yang bisa kita tengok lagi ketika kita hendak memasukkan anak kita ke suatu sekolah adalah prestasi yang nyata. Sudahkah sekolahan yang akan kita pilih memiliki beberapa prestasi yang gemilang? Misal, sekolahan itu pernah menjadi juara 1 lomba sain internasional.
Kalau beberapa kriteria diatas telah anda lakukan, insyaAllah putra-putri anda keluar dari sekolah tersebut sesuai dengan harapan anda.

Namun yang perlu dingat adalah keberhasilan generasi kita bukan hanya ditentukan oleh dimana anak kita sekolah. Akan tetapi keberhasilan itu ada tiga komponen pokok yang saling terkait. Yaitu rumah, sekolah, dan lingkungan atau masyarakat.

Jika keadaan rumah sudah mendukung, begitu juga dengan sekolahnya, maka selanjutnya pilihlah dan ciptakan lingkungan atau masyarakat yang mendukung pula. Sebab keberhasilan anak bukan hanya faktor keturunan dan pendidikan, akan tetapi interaksi dengan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya sangatlah berpengaruh.
Selamat mencoba, semoga keberhasilan selalu menyertai keluarga kita. amin

Oleh : Supriadi

Makna sebuah Senyum


Senyum memiliki sejuta makna, bisa positif /manis dan bisa negatif/pahit. Senyum yang kita berikan kepada orang lain menunjukkan gambaran yang ada dalam diri kita. Tiada harga atas senyuman tapi senyum sangat berharga bagi orang yang diberi senyuman. Memberikan senyum kepada seseorang tidak akan membuat kita tambah miskin, tetapi seseorang yang menerima senyum hatinya akan semakin kaya. Hanya memerlukan waktu sebentar untuk tersenyum, tapi ingatan akan senyuman yang kita berikan akan terkenang dalam waktu yang lama.

Jika seorang atasan memberikan senyum kepada bawahannya atas seleseinya suatu pekerjaan, ini menunjukkan senyum yang bermakna ungkapan terima kasih sekaligus pujian atas terseleseikannya sebuah pekerjaan yang telah diberikannya. Berbeda dengan senyumnya seorang atasan ketika melihat bawahannya belum bisa menyeleseikan tugasnya dari jadwal yang telah ditentukan.
Senyum pertama, bagi bawahan akan mengenangnya dengan perasaan senang. Karena telah berhasil menyeleseikan tugas yang telah diberikan oleh atasannya. Sementara senyum yang ke dua bagi bawahan akan mengenangnya dengan perasaan yang sedih, takut dan serba tidak menyenangkan. Karena tidak bisa menyeleseikan tugas yang diberikan oleh atasannya dengan baik. Walaupun tidak marah, namun bagi bawahan akan merasa tercambuk untuk segera menyeleseikan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Inilah yang dinamakan senyum motifasi. Yaitu senyumnya seorang atasan kepada bawahannya, dikala terjadi sesuatu yang kurang pas atau tidak sesuai dengan apa yang direncanakan oleh atasan.
Begitulah gambaran senyum seseorang kepada orang lain. Makna yang ada dalam senyum tergantung dari keadaan yang terjadi diantara pemberi dan penerima senyum.
Senyum bisa bermakna positif jika interaksi antara pemberi dan penerima senyum terjadi kesinambungan/singkrunisasi. Begitu juga sebaliknya senyum bisa bermakna negatif jika antara pemberi dan penerima senyum tidak terjadi singkrunisasi /berseberangan.
Begitu juga senyumnya seorang bayi misalnya, bayi bisa tersenyum ketika apa yang dilihatnya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Apa yang dilihatnya menyenangkan baginya. Dia melihat sesuatu dengan tersenyum karena sesuatu itu menyenangkan bagi dirinya.


Ini artinya senyum bisa bermakna apa saja tergantung interaksi antara pemberi dan penerima senyum. Oleh karena itu tebarkan senyum kepada siapa saja baik atasan maupun bawahan anda. Karena dengan senyum anda jika anda sebagai atasan maka bawahan anda akan merasakan kesenangan, kenyamanan, walaupun bawahan anda memiliki kekurangan terhadap tugasnya. Dia akan termotifasi untuk memberikan yang terbaik dalam tugasnya. Begitu juga jika anda sebagai bawahan terbarkan selalu senyum kepada atasan anda, karena dengan senyum itu akan membuat suasana yang familiar, penuh dengan kekeluargaan. Orang yang akan marah tidak akan menjadi marah karena anda selalu tersenyum ketika bertemu dengan anda. Ini artinya senyum bisa digunakan untuk meredam marah seseorang.
Apalagi jika anda sebagai seorang pendidik, senyum yang selalu anda lontarkan akan merespon positif terhadap anak didik anda. Walaupun pelajaran yang anda bawakan adalah pelajaran yang menjadi momok buat anak didik anda misalnya. Anak didik anda akan merasakan senang dan enjoi terhadap pelajaran yang akan anda sampaikan. Meraka akan merasakan penyesalan jika waktunya pelajaran anda diantara mereka ada yang tidak masuk. Dia akan bertanya kepada temannya atau kepada anda sendiri secara langsung jika mereka ada yang tidak mengikuti pelajaran anda. Ini artinya senyum yang anda berikan memberikan daya tarik/magnet tersendiri. Sehingga orang lain yang anda beri senyum akan datang kepada anda. Ini baik sekali untuk diterapkan bagi siapa saja yang berprofesi sebagai pendidik. Anak didik tidak akan bosan apalagi bolos dengan pelajaran yang anda bawakan. Selamat mencoba semoga senyum yang anda berikan akan bermakna positif buat orang lain.

Oleh : Sidik Wijono 

Kekuatan Senyum


Senyum memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Seorang ulama, Athif Abul ’Id pernah berkata, ”Tersenyumlah, karena senyuman Anda akan menutup pintu kesedihan dan keputusasaan, sekaligus menerangi lampu-lampu kelonggaran dalam kehidupan kita.”

Banyak yang belum menyadari betapa dahsyatnya kekuatan senyuman. Senyum telah memberikan gambaran jiwa seseorang. Ada orang yang senyum karena terpaksa ada pula senyum karena ketulusan jiwa. Ada yang senyum karena kemarahan dan ada senyum karena kebahagiaan. Ada senyum ejekan dan ada pula senyum kekaguman. Ada senyum kebencian dan ada pula senyum penuh kasih sayang. Senyum menjadi sarana komunikasi non verbal. Dari senyum ada gambaran raut muka yang bisa dibaca. Di balik senyum itu ada pesan masa depan, ada rasa optimis, ada cita-cita yang senantiasa menggelora.
Senyum adalah ungkapan perasaan seseorang. Orang yang sering tersenyum karena terpaksa, jiwanya selalu diliputi oleh ketidakjujuran dan kegundahan. Ada pertentangan antara batin dengan wajah yang ditampakkan. Senyum kemarahan, selalu menyimpan perasaan dendam. Senyum ejekan, sering diiringi dengan tertawa ejekan pula. Senyum kebencian, diringin dengan ungkapan kemarahan di dalam hati. Semua itu memiliki dampak negatif yang hanya akan melemahkan diri sendiri.
Sangat berbeda dengan senyum yang Jujur. Senyuman yang jujur keluar dari hati yang jujur. Hati yang jujur selalu berfikir memberi yang terbaik, apa itu untuk orang lain atau diri sendiri. Senyum yang jujur selalu berdampak positif terhadap diri sendiri dan juga orang lain.
Bagi diri sendiri senyuman mampu membentuk perilaku. Perilaku orang-orang yang memiliki akhlak mulia tampak dari senyuman yang jujur. Senyum kebahagiaan, senyum kekaguman, senyum kasih sayang, senyum ketulusan jiwa adalah senyum yang jujur. Orang yang berhati mulia akan tersenyum bahagia manakala dirinya atau orang lain berbahagia. Orang yang berhati mulia akan tersenyum dan mengakui kelebihan orang lain, mengagumi orang yang memiliki prestasi. Orang yang berhati mulia akan senantiasa memelihara senyum kasih sayang dengan penuh ketulusan kepada sesama. Itulah energi positif yang akan senantiasa memberikan kekuatan setiap manusia.
Untuk orang lain, senyum memiliki kekuatan yang dahsyat. Senyum bisa menghancurkan hati yang membatu. Senyum bisa mencairkan suasana yang beku. Senyum bisa mendekatkan hati yang sedang berjauhan. Senyum bisa membuka hati yang sedang terkunci. Senyum bisa menjadi jaring hati yang sedang menabur benci. Senyum juga bisa membuka peluang untuk menang. Dengan senyum orang bisa menaklukkan dunia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang pasti mempunyai rasa simpati kepada teman yang memiliki wajah berseri-seri. Wajah yang senantiasa menampakkan persahabatan. Wajah yang senantiasa memberikan inspirasi untuk selalu optimis. Wajah yang selalu memberikan harapan.
Ada sahabat yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu seperti kita semua, kecuali bahwa beliau itu manusia yang mulia serta lembut tertawa dan tersenyumnya. Itu adalah gambaran senyum ketulusan, senyum kejujuran, senyum kemuliaan yang tidak memiliki tendensius. Tidak memiliki harapan dari orang lain, kecuali kemuliaan sejati.
Kini saatnya para remaja mulai membangun jaringan hati, jaringan simpati, jaringan naluri untuk membangun optimisme dalam diri. Jaringan yang bisa mempengaruhi diri dalam merancang masa depan. Jaringan yang mampu menguatkan hubungan antar sesama. Jaringan yang mampu membuang permusuhan dengan orang lain dan mampu menguatkan rasa percaya diri. Itu semua akan terpancar dari ekspresi senyum yang tulus suci.
Sungguh, kemuliaan sejati akan selalu muncul dari hati yang bersih. Hati yang senantiasa mendapat pancaran Ilahi. Hati yang senantiasa selamat dari jebakan godaan dunia yang tampak indah, tetapi sesungguhnya menyesatkan.
Senyum yang tulus bisa menjadi magnet bagi orang lain. Ekspresi wajah yang ramah senantiasa cerah dan menyenangkan. Mampu mewakili hati yang jujur, yang tulus, dan penuh persahabatan dengan siapapun. Setiap bertemu dengan orang lain bisa menjadi sahabat yang baik. Remaja seperti ini akan bisa menyambut siapapun dengan penuh kehangatan tanpa kebencian. Di sinilah berbagai peluang untuk mengubah dunia terbuka lebar dan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat.

Tersenyumlah

Ada sebuah kata bijak yang perlu direnungkan bersama, “Salah satu kunci hidup bahagia adalah membiasakan diri untuk tersenyum. Sedangkan orang yang jarang tersenyum dan selalu cemberut sulit mengantar kebahagiaan.”
Ada satu simpulan penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Harvard University. Sesungguhnya orang-orang yang pada masa usia anak-anak dan masa mudanya tidak bahagia, kebanyakan masa tuanya hidup menderita. Kebahagiaan di sini bukan karena harta yang melimpah dan semua serba berkecukupan. Kebahagian di sini adalah kemampuan seseorang untuk menerima keadaan dengan senyum ketulusan tanpa adanya tekanan.
Banyak dijumpai anak remaja yang panik dan penuh tekanan ketika ada ujian. Ketika datang masalah yang kecil dihadapinya dengan emosi. Bukan akal fikiran yang jalan, tetapi perasaan mudanya yang selalu mengelora. Seolah-olah ingin menunjukkan jati dirinya sebagai seorang remaja. Seolah-olah dalam dirinya tanpa ada kendali.
Banyak dijumpai perilaku remaja yang menyimpang dari nilai-nilai kebenaran. Biasanya dimulai dari penyikapan remaja terhadap mermasalahan yang datang. Saat ini tawur antar pelajar seolah-olah menjadi budaya. Bagitu juga disinyalir bahwa pengonsumsi narkoba juga dari kalangan remaja. Tapi banyak juga remaja yang memiliki komitmen untuk selalu menjaga diri dan berperilaku mulia.
Perilaku remaja yang terjadi saat ini tidak lepas dari cara penyikapan terhadap masalah. Mungkin saja sejak kecil belum dibiasakan, belum dilatih, dan belum diajari sehingga tidak tahu bagaimana menyikapi permasalahan yang dihadapi. Justru yang dikedepankan adalah jiwa mudanya yang selalu meledak-ledak. Jarang dilatih untuk berlapang dada dan senantiasa tersenyum dalam menyikapi mesalah.
Banyak yang tidak melihat apa yang ada dibalik senyum. Sesungguhnya senyum itu memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mengantar orang menjadi bahagia. Senyum bisa membuka hati yang lagi bersedih. Senyum bisa mengobati seseorang yang lagi gunda gulana.
Rasulullah Muhammad saw adalah orang biasa seperti kita. Namun demikian, beliau memiliki daya magnet yang luar biasa. Beliau menjadi manusia yang paling berpengaruh di dunia ini hingga memiliki pengikut sampai akhir zaman. Sebenarnya apa yang menjagi rahasia beliau. Padahal dalam kehidupan beliau selalu dirundung ujian. Ketika dilahirkan tidak bertemu dengan ayah. Dalam usia enam tahun ibunya juga tiada. Bahkan di dalam perjuangan selalu ada godaan dari orang-orang yang memusuhinya.
Ternyata rahasia itu ada pada cara menyikapi semua masalah yang datang. Rasulullah Muhammad saw berusaha untuk selalu membahagiakan orang lain. Kebahagiaan yang tidak perlu mengeluarkan banyak biaya. Beliau senantiasa tersenyum kepada orang lain.
Jabir bin Abdillah pernah berkata, ”Rasulullah saw tidak pernah merintangi aku sejak aku masuk Islam dan beliau juga tidak pernah bertemu denganku, kecuali beliau pasti tersenyum di hadapanku.”
Betapa indah hidup ini bila setiap orang rela berbagi senyum. Orang yang tersenyum menjadi cermin pribadi yang tinggi. Dengan senyuman, bisa merawat cinta kasih. Bahkan bisa merajut kasih sayang yang tumbuh dalam diri pribadi yang mulia untuk berbagi dengan sesama.
Senyum adalah sedekah tanpa biaya, tetapi memiliki makna yang cukup mulia. Senyum yang dilakukan dengan tulus dan jujur untuk kebahagiaan orang lain akan melahirkan rasa senang, rasa tenang. Tentunya akan mampu membangun kebahagiaan pada diri sendiri. Ketenangan orang lain akan menumbuhkan persahabatan yang tulus. Saling menghargai, saling memahami, dan saling mencintai.
Membiasakan tersenyum pada orang lain berarti membiasakan bersedekah. Selain itu akan lebih banyak saudara. Keabadian dalam persaudaraan akan terbentuk jika mampu menyatukan hati. Tidak ada dusta di dalam kata, wajah, dan sukma. Semua menyatu dalam ketulusan
Ketika senyum telah menjadi budaya, hati gundah berubah menjadi suka. Hati yang tertekan akan menjadi lapang. Kesedihanpun akan berubah menjadi kebahagiaan. Bahkan senyum dikala duka simbul bagi orang-orang yang memiliki ketabahan. Begitu juga senyum kala dibenci memberi makna bagi pribadi yang memiliki harga diri. Tidak pernah sakit hati dan selalu memberikan maaf bagi orang lain yang sengaja menyakiti.
Sungguh mulia orang-orang yang senantiasa memelihara senyum ketulusan. Senyum adalah bahasa tubuh yang menyimpan berjuta makna. Walau tanpa kata dan kalimat, senyum ketulusan menyimpan persahabatan. Menyatunya hati bermula dari senyum. Ini semua yang akan menjagi kunci lahirnya kebahagiaan. Selamat tersenyum

Oleh: Drs. Najib Sulhan, MA 

Senyumku dan Senyummu


Rumah yang bagus, anak-anak yang mungil dan kendaraan yang mahal ternyata tidak mampu merekat perkawinan yang retak. Karena itu merawat perkawinan sejak dini sangat penting. Jangan menunggu bisul mulai bercokol baru dilakukan perawatan

Ketika kebencian sudah memenuhi kalbu, maka yang dilihat Cuma kejelekan melulu. Pengalaman menghadapi orang-orang yang ingin bercerei membuktikan hal itu.

Saya sudah tidak tahan lagi. Bertahun-tahun menderita. Saya sudah mencoba bertahan tetapi akhirnya tak kuat juga. Itulah jawaban khas suami istri yang akan bercerei.”
Pernah kepada suami istri saya sodorkan masing-masing selembar kertas folio. Di tengahnya saya beri garis.

Saya minta kepada masing-masing pasangan untuk menuliskan kejealekan atau kekurangan pada lajur kiri dan kelebihan pasangannya pada lajur kanan.
Pada lajur kiri tempat kejelekan di tulis, ada deretan panjang, tetapi pada lajur kanan, kosong.

Mereka mengaku tidak lagi dapat menemukan kebaikan pasangannya.
Apakah bapak dulu menikah atas pilihan sendiri?
Ya. Tapi sifatnya dulu dan sekarang sepertinya langit dan bumi, jauh sekali bedanya.
Kapan terakhir bapak tersenyum kepada istri?


Orang itu agak kaget. “Sudah lupa. Pisah ranjang sudah lebih setahun. Jangankan senyum, melihat saja sudah sebel.

Rumah yang bagus, anak-anak yang mungil dan kendaraan yang mahal ternyata tidak mampu merekat perkawinan yang retak. Karena itu merawat perkawinan sejak dini sangat penting. Jangan menunggu bisul mulai bercokol baru dilakukan perawatan. Dengan apa? Rawatan itu dimulai dengan senyum.

Alangkah mudah dan murah. Memang senyum adalah milik manusia yang luar biasa. Binatang tidak memiliki kemampuan untuk tersenyum. Tetapi manusia sering melupakan karunia Tuhan yang luar biasa ini.
Banyak orang sangat kikir untuk memberikan senyum yang tulus. Wajahnya masam dan kaku, bukan hanya kepada bawahan, tetapi juga kepada anak, istri dan keluarganya.

Seorang pedagang yang sibuk dan pulang dengan wajah letih mengaku ada perubahan besar ketika ia mengubah wajahnya yang kaku menjadi senyum. Ia melaksanakan nasehat psikolog.
Istri saya heran ketika bangun dari tidur saya menyapanya dengan senyum. Maklum sudah bertahun-tahun itu tidak kami lakukan. Mungkin setelah kelahiran anak pertama, “ceritanya.

Kepada relasi dan para buruhnya ia juga mempraktekkan senyum. Tiba-tiba dirasakan kehidupannya menjadi ceria.
Di rumah, di tempat kerja suasananya menjadi sangat cair dan familiar. Hatinya lebih gembira.
Bagaimana senyum yang tulus dapat berpengaruh menumbuhkan kegembiraan dan mengusir kemurungan di hati kita?

Prof. william James, ahli ilmu jiwa, menerangkan bahwa sesungguhnya melalui perbuatan, kita dapat mengatur perasaan.

Karena itu untuk mencapai kebahagiaan dan kegembiraan, saran James, timbulkanlah senyum pada wajah Anda, berbuatlah dan bersikaplah seolah-olah Anda betul-betul sedang gembira….

Shakespeare bilang, baik dan buruk, sanang dan sedih itu semata-mata ditentukan pikiran dan gagasan kita sendiri.

Jika kita pura-pura sakit karena ingin menghindar dari tugas maka kita akan loyo, langkah kita lamban seperti orang sakit beneran bahkan mungkin bisa benar-benar menjadi sakit. Itu karena pikiran dan perasaan kita yang menciptakan kemuraman itu.
Sebaliknya, jika kita tersenyum tulus dan memancarkan wajah yang gembira, maka perasaan gembira akan benar-benar muncul dan menjalari hati kita. Kitapun akan menikmati.

Senyum adalah karunia yang luar biasa. Sungguh tepat ketika Nabi Muhammad bersabda:”Senyummu kepada sesamamu adalah sedekah.
Memberi senyum yang tulus dalam pandangan Islam nilainya sama dengan memberi materi.
Itu karena senyum orang memperoleh sesuatu yang menyenangkan, seperti ketika kita memperoleh pemberian barang atau uang.

Bahkan ketika kita memberi uang dengan senyum yang tulus dan pada kali lain memberi dengan jumlah lebih besar tetapi dengan wajah dingin dan masam, barangkali pemberian pertama lebih menyenangkan dari pemberian kedua.

Mulailah memberi sedekah kepada keluarga, kenalan, dan handai tolan dengan senyum yang tulus. Kita tidak kehilangan apa-apa, malah memperoleh banyak.
Memperoleh persahabatan, kedamaian dan kebah
agiaan. Karena itu senyum itu menyehatkan.

Selain itu kita mendapat pahala dari Allah yang maha pemurah.
Berbahagialah mereka yang murah senyum dengan tulus. Sebaliknya, sungguh kasihan mereka yang memelihara wajah masam, kaku, dan muram karena ia memelihara penyakit. Wajahnya kehilangan kesegaran.
Orang cantik tetapi berwajah masam akan kehilangan kecantikannya. Apalagi sudah tidak cantik ditambah masam.

Oleh : Nur Cholis Huda 

Cara Mencegah Keserakahan


“Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena bagi orang yang sering mengingat kematian, maka Allah akan menghidupkan hati nuraninya dan kelak memudahkan saat kematiannya.”

Cuaca cerah, dan pesawat terbang trenang. Para penumpang asyik mengobrol, tertawa dan mendengarkan musik lewat earfon. Semuanya gembira. Keterlambatan satu jam di bandara King Abdul Aziz akibat kerusakan kecil pesawat kini terlupakan.

Namun setelah dua jam perjalanan dan pesawat masih dalam ketinggian ribuan kaki, ada pengumuman bahwa terjadi lagi kerusakan kecil dan pesawat akan mencari bandara terdekat guna perbaikan. Para penumpang diminta tidak gelisah karena tidak ada sesuatu yang perlu dicemaskan. Hanya ada kerusakan kecil.

Seketika suasana senyap. Yang sedang ngobrol menghentikan obrolannya. Yang tertawa hilang, menghentikan tawanya. Yang menyetel lagu menghentikan kegiatannya. Wajah-wajah yang tadi cerah tapak cemas dan pucat.

Sekalipun pengumuman itu disampaikan dengan suara lembut dan kerusakan disebutkan Cuma kecil, namun ketakutan telah menguasai suasana. Takut hidupnya berakhir. Suasana hening dan masing-msing membaca doa. Tiap bibir komat-kamit tanpa suara.

“Bagaimana kalau pesawat tiba-tiba jatuh ke laut, kau masih hafal cara mengenakan pelanpung yang diterangkan pramugari?,” bisik saya menggoda famili yang berdoa sambil memejamkan mata.

     “Jangan bicara yang buruk!,” jawabnya singkat.
     “Kita harus siap mati kapan saja,” kata saya sok.
     “Saya belum siap,” jawabnya.
   “Mati di kamar tidur mungkin lebih sakit daripada mati akibat kecelakaan pesawat yang prosesnya singkat. Juga dapat dipublikasi dan asuransi,” goda saya.

    “Jangan bergurau, sekarang bukan waktunya. Berdoalah supaya kita semua selamat,” katanya serius. Nada suaranya tetap cemas.
    Saya memahami perasaannya dan tidak lagi menggoda. Tetapi dalam diam, perlahan-lahan saya ikut hanyut dalam suasana cemad.
  Lalu muncul fikiran, bagaimana kalau pesawat benar-benar jatuh? Apakah saya sudah siap mempertanggungjawabkan semua perilaku di hadapan-Nya?
   Tiba-tiba muncuil kesadaran, tidak satupun perbuatan yang bisa saya jadikan unggulan untuk bekal menghadap Tuhan. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Saya lalu takut mati.
    Pesawat terpaksa mendarat di Abu Dhabi. Setelah beberapa jam diperbaiki, penerbangan dilanjutkan. Namun kekhawatiran dari para penumpang masih sangat terasa. Tidak ada lagi canda dan tawa. Masing-masing bicara seperlunya dan lebih banyak berdoa.
    Ketika esok hari tiba di tanah air dengan selamat, wajah-wajah yang cemas berubah cerah, tertawa dan berangkulan dengan para penjemput. Sama sekali tidak tergambar bekas ketakutan. Yang muncul hanya kegembiraan.

Ingat Mati

     Peristiwa itu menyadarkan bahwa kematian memang menakutkan. Tetapi justru Nabi berpesan agar kita selalu mengingat kematian. Banyak sabda Nabi yang menganjurkan tentang itu. Namun sebagian besar manusia tidak melakukannya. Bahkan yang berdoa minta pertolongan ketika terancam kematian, dengan cepat akan berubah setrelah kesulitannya hilang. AlQur’an menyatakan:”Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada-Ku disegala waktu dalam keadaan berbaring, duduk maupun berdiri.
    Mengapa Nabi menganjurkan agar sesering mungkin mengingat kematian? Tidaklah hal itu mengubah jiwa menjadi pesimistis, menciptakan bayangan negatif, tertekan dan tidak bisa berfikir jangka panjang? Mengapa tidak menganjurkan yang sebaliknya yaitu ingin hidup seribu tahun lagi? Banyak hadits yang berisi agar kita mengingat kematian. “Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena bagi orang yang sering mengingat kematian, maka Allah meanghidupkan hati nuraninya dan kelak memudahkan saat kematiannya.” (HR.Dailami).
    “Perbanyaklah mengingat mati, karena hal itu biswa menghapus dosa dan menjadikan zuhud (tidak rakus) terhadap dunia. Jika kamu mengingat sewaktu kaya, maka bisa mencegah keserakahanmu pada harta. Jika kamu mengingat dalam keadaan miskin, maka Allah meridhai dalam kehidupanmu.” (Subulus Salam).
    Masih ada hadits lain yang maknanya senada, menerangkan manfaat mengingat mati. Ternyata pesan Nabi itu bukan untuk mencemaskan jiwa tetapi justru menyehatkan jiwa.
    Mengingat mati, bukan berarti menghawatirkan jangan-jangan segera mati. Jangan-jangan kendaraan yang ditumpangi mengalami kecelakaan, jangan-jangan rumah yang dihuni roboh oleh bencana alam, jangan-jangan demam berdarah menyerang lalu tidak tertolong dan seterusnya.
   Bukan itu. Kematian harus diingat dengan penuh kesadaran, bukan dengan ketakutan. Kesadaran bahwa kita pasti menghadap Tuhan, entah kapan. Lalu semua perilaku kita akan dihisab, akan dihitung dengan teliti. Kita tidak lagi bisa merekayasa seperti pada pemeriksaan di dunia.
   Kesadaran itu akan membuat orang tidak rakus, tidak serakah kapada dunia dan kekayaan. Melainkan memanfaatkan sebaik-baiknya. Orang tidak menjadi pesimistis, melainkan berlomba berbuat kebaikan karena menyadari harus bersiap diri sebaik mungkin.
  Mengapa banyak orang serakah? Karena dia lupa pada kematian pada pertanggungjawaban setelah kematian tiba.
  Menurut Nabi, mengingat kematian akan menghidupkan hati nurani, menghilangkan dosa, mencegah keserakahan terhadap dunia, mempermudah saat kematian tiba dan dengan ridha dari Allah.

Oleh : Nur Cholis Huda

Melampaui Keserakahan Seekor Nyamuk


Anda tentu mengetahui bahwa Allah telah membuat perumpamaan berupa  nyamuk.
Sudahkah kita merenungi, memahami, dan menghayati tentang hikmah apa yang dapat kita ambil dari ciptakan Allah berupa nyamuk ini?

     Enough is not enough when we can get more. Mungkin anda pernah mendengar ungkapan itu. Cukup itu tidaklah cukup, jika kita bisa memperoleh lebih banyak lagi. Dalam konteks tidak cepat berpuas diri, kalimat itu sungguh sangat memotivasi. Karenanya, ketika kita berhasil meraih pencapaian hingga tahap tertentu, maka kita terus memacu diri. Namun, dalam konteks pengendalian hawa nafsu, kita perlu menggunakan sudut pandang yang berbeda sama sekali. Sebab, hawa nafsu yang tidak mengenal batas membentuk kita menjadi pribadi serakah (greedy), sehingga (mengambil lebih banyak lagi) menjadi dogma yang mesti kita patuhi. Sampai-sampai, kita tidak bisa membedakan antara semangat untuk terus mengeksplorasi kapasitas diri dengan keserakahan.

     Dipenghujung musim hujan, para nyamuk menggeliat bangun. Sehingga, pada masa-masa awal musim kemarau seperti saat ini dirumah saya sudah mulai beterbangan mahluk haus darah itu. Jika sudah begitu, ketenangan malam-malam kami menjadi terusik. Kami sering dibuat tidak berdaya untuk menangkis serangan-serangan udara layaknya pesawat tempur canggih yang menggempur pemukiman penduduk yang tak berdaya. Hebatnya lagi, nyamuk jaman sekarang sudah semakin canggih melakukan manuver sehingga jangan harap bisa menepuknya ketika dia terbang. Bahkan, ketika dia menggigitpun tingkat kewaspadaannya tetap tinggi. Jadi, saat kita menepuk, dia cepat-cepat terbang lagi. Nyamuk lolos, malah paha kita yang terasa pedas karena terkena pukulan sendiri.

     Tapi, tentu Anda tahu bahwa ada (saat dimana kita bisa menangkap) nyamuk dengan amat sangat mudah. Yaitu, ketika nyamuk sedang kekenyangan. Ketika kenyang, nyamuk tidak bisa terbang. Boro-boro terbang, untuk sekedar bergerak saja sudah sulit. Sehingga, kita bisa menepuknya dengan teramat gampang.

     Setiap kali saya mendapati nyamuk kekenyangan seperti itu saya selalu memiliki dua perasaan yang bercampur baur.

Pertama, perasaan puas, karena anda tahulah apa yang saya lakukan kepada nyamuk yang telah menyakiti anak-anak saya yang tengah tertidur pulas itu.

Kedua perasaan miris. Miris? Iya. Karena saya melihat sifat nyamuk itu didalam diri saya. Setelah saya memikirkan dalam-dalam, ternyata bukan hanya nyamuk yang memiliki sifat serakah, tetapi juga manusia. Bahkan, mungkin manusia lebih serakah dari nyamuk. Nyamuk memang serakah. Tetapi, yang dia ambil hanya sebatas memenuhi isi perutnya. Tetapi, keberhasilan manusia untuk memenuhi seluruh rongga perutnya tidak akan pernah berhasil menghentikan hasratnya untuk (mengambil lebih banyak) lagi. Sebab, selain memiliki rongga perut untuk menyimpan, manusia juga memiliki bank, surat berharga, emas batangan, dan berbagai macam bentuk penyimpanan lainnya. Karena kapasitas tempat penyimpanan itu nyaris tidak terbatas, maka cocoklah dengan sifat rakus manusia yang tidak kenal batas ini.

Seandainya nyamuk itu tidak mengumbar nafsu serakahnya, misalnya dengan menghisap darah secukupnya saja, mungkin dia akan tetap bisa menyelamatkan diri. Tetapi, keserakahan telah menjadikan dirinya terlampau bernafsu untuk mengambil sebanyak-banyaknya sehingga perutnya kepenuhan. Dan karenanya dia menjadi tidak berdaya. Kita sudah melihat begitu banyak bukti bahwa manusia-manusia yang serakah seringkali pada akhirnya harus berhadapan dengan hukum, dan bermuara dibalik jeruji penjara. Jika pun mereka bisa meloloskan diri, mereka harus berpura-pura menjadi manusia terhormat, padahal namanya terpampang dalam DPO alias daftar pencarian orang dengan titel buronan.

     Sungguh beruntung bagi sang nyamuk. Sebab, dia hanya berurusan dengan dunia. Sedangkan manusia? Selain dunia, kita memiliki urusan dengan akhirat. Jika nyamuk serakah mati, maka mati pulalah semua (dosa) yang pernah diperbuatnya. Namun, jika manusia mati, maka abadilah (semua amal perbuatannya). Jika amal itu baik, maka kebaikan itu akan menjadi bekal kehidupan sesudah kematiannya. Namun, jika amal perbuatannya itu berupa keburukan; akan tetap menjadi beban bagi kehidupan keduanya kelak. Padahal, hidup kelak beda dengan hidup kini. Kini, uang bisa menjadi hakim pengganti hukum. Namun nanti, uang tidak bernilai lagi.

     Tiba-tiba saja saya merasa beruntung karena (tidak memiliki kesempatan) untuk melampiaskan semua bentuk keserakahan itu. Saya bersyukur karenanya. Sebab, seandainya saja saya mendapatkan kesempatan itu; mungkin saya tidak akan mampu mengendalikan nafsu serakah ini. Tetapi, saya juga merasa miris lagi. Karena, meski tidak seserakah itu; saya masih memiliki bibit keserakahan dihati ini. Sehingga, kadang-kadang saya begitu egoisnya sampai berani mengabaikan kepentingan orang lain.

     Hari ini, saya belajar sesuatu dari sang nyamuk. Bahwa jikapun kita harus mengambil, maka kita hanya berhak mengambil sesuai dengan hak kita. Yaitu sejumlah kadar kepantasan tertentu. Jika kita mengambil melebihi tingkat kepantasan itu, maka kita telah berubah menjadi mahluk yang lebih rendah dari sang nyamuk. Sebab, keserakahan nyamuk dibatasi oleh ukuran perutnya. Sedangkan keserakahan kita, hanya dibatasi oleh kematian. Sifat serakah kita tidak mati sebelum kita sendiri yang mati. Sementara dalam serakahnya itu, sang nyamuk mati dalam seluruh kebaikan hidup. Sebab, ketika dia mati, dia datang menghadap Tuhan. Lalu dia katakan; (Tuhan, saya sudah menunaikan tugas yang Engkau perintahkan). Maka malaikat yang mendampinginya berkata;(Tuhanku, sesungguhnya kami menyaksikan hambamu ini menunaikan tugasnya seperti yang Engkau perintahkan….

     Lalu batin saya bertanya kepada sang malaikat. (Wahai Malaikat suci, apakah sesungguhnya tugas yang Tuhan berikan kepada sang nyamuk itu?) Balas malaikat:( Tuhan menugaskan nyamuk untuk memberikan pelajaran kepada umat manusia, agar mereka menghindari sifat serakah dan berlebih-lebihan…..). Lalu pagi itu, saya terbangun dengan beberapa ekor nyamuk yang gemuk. Saya kesal karena dia telah mengambil darah dari tubuh ini. Namun, saya juga kagum kepadanya. Karena demi menjalankan perintah Tuhan, dia rela untuk mengorbankan dirinya. Sehingga para manusia, bisa menarik pelajaran penting darinya….
Itulah yang namanya nyamuk, lantas bagaimanakah dengan  kita sebagai makhluk Allah yang sempurna ini . Akankah kita kalah dengan yang namanya nyamuk?

Oleh : Laili Fadhilah
          Kepala Asrama Putri PAM Kenjeran